Kualitas Hijab Ditentukan Jenis Kain dan Cara Perawatannya

Media Indonesia - Tutorial Hijab 10/04/2020
Photo by Hasan Almasi on Unsplash
Photo by Hasan Almasi on Unsplash

Oase.id- Desainer produk tekstil dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Nurul Akriliyati menjelaskan, serat kain dan cara perawatan dapat mempengaruhi kualitas hijab. Nurul menambahkan, bahan sifon sekarang menjadi pilihan yang cukup lazim digunakan hijaber. 

Menurut dia, sifat bahan sifon ringan, lembut, dan udara mudah bertukar, sehingga pemakainya dibuat nyaman serta jatuhannya pun bagus. Sifon yang semula hanya dibuat menggunakan benang sutra kini diproduksi dengan berbagai jenis serat, antara lain, kapas atau katun, rayon, nilon, poliester, atau campuran lain.

Ada juga bahan satin. Kain ini ditenun dengan cara tenun satin, menghasilkan bagian luar kain terlihat berkilau, sementara bagian dalamnya tidak. Kain satin banyak ditemukan di pasar dan diproduksi dari beraneka serat, seperti sutra, poliester, dan nilon.

"Jika memilih baju Muslim beserta hijab dari kain jenis sifon maupun satin, yang harus diperhatikan adalah dari serat apa dia terbuat? Jika dari serat alam seperti katun, rayon, dan sutra, hijab akan nyaman digunakan, karena menyerap air atau keringat. Jika kain sifon atau satin dari serat sintetis seperti nilon dan poliester, akan kurang nyaman digunakan pada cuaca panas. Sayangnya, serat alam (katun, rayon, dan sutra) cepat sekali kusam jika sering digunakan,” ujar dia, dilansir dari Media Indonesia, Jumat, 10 April 2020. 

Perempuan yang memiliki pengalaman mengajar di beberapa sekolah mode ternama ini menambahkan, baju Muslim dari kedua jenis kain ini memerlukan perawatan sendiri agar warna tetap bagus, tidak cepat kusam, benang tidak ketarik, sehingga kain tidak rusak. Jika memiliki mesin cuci dengan pengaturan ‘hand wash’ atau seperti mencuci dengan tangan, kedua jenis kain ini bisa dicuci pada pengaturan tersebut. 

“Khusus untuk hijab alangkah lebih baik, jika dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kantung cuci. Sedangkan baju muslimah berbahan lembut sebaiknya dicuci tangan, tanpa menggosoknya terlalu keras, dan tidak pula mengeringkan kainnya dengan kasar, lalu diangin-anginkan tanpa langsung terkena sinar matahari. Jangan lupa, bagian luar kain harus diletakkan di dalam sebelum diangin-anginkan untuk menjaga warnanya,” jelasnya. 

Sebagai penunjang perawatan baju Muslimah secara khusus, Nurul menyarankan menggunakan sabun cuci yang lembut dan ditambahkan pelembut dan pewangi untuk hijab dan pakaian.

 

Hijaber Mega Iskanti memiliki trik sendiri dalam merawat baju-baju muslim dan koleksi hijabnya. Menurutnya, baju muslim berbahan khusus, seperti sutra, sifon, atau satin, memang paling baik dicuci menggunakan tangan, dikucek pelan menggunakan fabric care yang sesuai. Dengan begitu serat kainnya tetap bagus dan terawat hingga waktu yang lama. 

Meskipun sudah menggunakan sabun cuci yang lembut, kadang tidak cukup. “Makanya saat tahu Wings Care akan meluncurkan produk fabric care yang bisa membuat perawatan hijab lebih mudah, jelas akan membantu banget,” ujar Mega.


(SBH)