Fairuz ad-Daelami Penumpas Nabi Palsu Al-Aswad

N Zaid - Sirah Nabawiyah 04/09/2022
Ilustrasi. Pixabay
Ilustrasi. Pixabay

Oase.id - Tiga orang murtad muncul dan mengaku nabi setelah kabar Nabi Muhammad ﷺ jatuh sakit beredar sekembalinya dari haji wada. Mereka adalah al-Aswad al-Ansi dari Yaman, Musailamah al Kadzdzab di Yamamah dan Thulaihah al-Asadi di Bani Asad. 

Ketiganya adalah pendusta dan mengaku nabi yang diutus untuk kaumnya, seperti Nabi ﷺ diutus kepada Quraisy. Al-Aswad salah satu yang diceritakan secara khusus.

Seperti dikisahkan dalam buku "Mereka adalah Para Sahabat: Kisah-kisah Manusia Pilihan darI Generasi Terbaik Umat Muhammad", al-Aswad merupakan seorang dukun dan ahli sulap, bertubuh kuat dan perawakannya gempal.

Al-Aswad adalah ahli tipu daya. Pandai bicara, sehingga orang yang mendengar tutur katanya seperti tersihir, mempercayai dan menyanjungnya sebagai pembawa kebenaran. Al-Aswad pun mampu mempermainkan akal orang awam, sehingga apa yang ia sampaikan seolah-olah benar dan meyakinkan.

Ia juga menggunakan harta dan kedudukannya di tengah kaumnya untuk mengambil hati orang-orang. 

Yaman ketika itu dikuasai oleh al-Abna (keturunan Persia dari jalur ayah, dan Arab dari jalur ibu) yang dipimpin Fairuz ad-Daelami, seorang sahabat Rasulullah.

Pengikut pertama al-Aswad adalah Bani Mudhij yang kemudian al-Aswad merebut Shan'a dan membunuh gubernurnya Syahr bin Badzan. Al-Aswad pun menikahi janda dari Badzan yakni Adzad. 

Salah satu kunci sukkses tipu daya al-Aswad mengelabui orang-orang adalah dia mengaku telah mendapat wahyu dari malaikat, dan juga tahu hal-hal gaib. Padahal, itu ia lakukan dengan menyebar mata-mata rahasia ke pelosok daerah, sehingga ia mengetahui berbagai permasalahan dan memberikan solusi. Orang-orang yang datang kepada al-Aswad merasa takjub, karena al-Aswad sudah lebih dulu tahu meski mereka belum menceritakan persoalan yang akan disampaikan kepada al-Aswad. 

Sepak terjang al-Aswad yang sudah menguasai sebagian besar wilayah Yaman, akhirnya sampai ketelinga Nabi Muhammad ﷺ. Beliau pun membuat surat untuk orang-orang shalih, mereka yang pertama masuk Islam di Yaman. 

Isi surat itu adalah ajakan Nabi ﷺ untuk melepaskan diri dari al-Aswad dan fatwa-fatwa sesatnya.

Fairuz Ad-Daelami menyambut perintah Nabi ﷺ itu dan menyusun rencana. Sementara al-Aswad makin pongah bahkan kepada panglima perangnya Qais bin Ab Yaghuts. Dan Qais sampai pada titik merasa tidak aman.

Fairuz pun mendekatinya untuk menghentikan fitnah al-Aswad yang kekuasaannya sudah meluas di wilayah Yaman. 

Qais menerima tawaran itu dan membeberkan rahasia-rahasia al-Aswad. Fairuz pun datang kepada Adzad, yang suaminya dibunuh, dan kini ia dinikahi al-Aswad. Adzad sepakat untuk membantu Fairuz.

Mereka pun bekerja sama untuk menembus istana al-Aswad yang dijaga ketat, dan disusunlah rencana untuk masuk melalui lubang bawah tanah yang mereka gali dengan strategi tertentu agar tidak diketahui. Pasukan pun disiapkan di luar istana.

Pada waktu yang ditentukan, akhirnya Fairuz pun berhasil menyelinap ke dalam kamar al-Aswad yang sedang pulas tidur dan berhasil membunuhnya. 

Al-Aswad sempat berteriak dan suaranya itu membuat penjaga mencoba memeriksa kamar al-Aswad, namun Adzad menahan mereka dan mengatakan bahwa al-Aswad, yang sudah mereka anggap nabi itu sedang menerima wahyu. Para penjaga itu pun kembali ke tempatnya. 

Setelah itu, Fairuz menunggu hingga fajar dan mengumandangkan adzan dari dinding yang tinggi dan menyerukan bahwa al-Aswad adalah pembual besar. Itu adalah kalimat tanda untuk menyerang. Maka pasukan Fairuz pun menyerbu istana sehingga terjadilah pertarungan. 

Ketika pasukan musuh sudah tahu al-Aswad telah tewas, moral bertempur mereka hancur, sebaliknya pasukan Fairuz semakin bersemangat dan akhirnya memenangkan pertempuran. 

Berita gembira itu pun disampaikan kepada Rasulullah di Madinah, namun Nabi ﷺ sudah berpulang ke hadirat Allah subhanahu wa ta'ala di malam yang sama. 

Meski begitu sebelum meninggal, Nabi ﷺ sudah mengetahui kemenangan Fairuz di Yaman melalui wahyu. Nabi ﷺ pun bersabda:

"Malam tadi al-'Aswad al-Ansi dibunuh.Seorang laki-laki yang diberkahi telah membunuhnya, dia dari keluar yang diberkahi juga." 

Orang-orang bertanya,"Siapa dia ya Rasulullah?"

Beliau menjawab, "Fairuz." Fairuz telah beruntung.


(ACF)