Pentingnya Niat dalam Menuntut Ilmu, Agar Jadi Amalan Dunia-Akhirat

Siti Mahmudah - Menuntut Ilmu 13/01/2023
Belajar (Gambar oleh Syauqi Fillah dari Pixabay)
Belajar (Gambar oleh Syauqi Fillah dari Pixabay)

Oase.id - Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi laki-laki dan perempuan. Saat hendak akan belajar dianjurkan untuk menata niat dengan baik. Mengapa? Karena niat merupakan pokok dari segala amal ibadah.

Seperti sabda Nabi ﷺ, bahwa beliau bersabda, “semua amal itu tergantung pada niatnya."

Rasulullah ﷺ bersabda lagi, "banyak perbuatan atau amal yang tampak dalam bentuk amalan keduniaan, tapi karena didasari niat yang baik (ikhlas) maka menjadi atau tergolong amal-amal akhirat. Sebaliknya banyak amalan yang sepertinya tergolong amal akhirat, kemudian menjadi amal dunia, karena didasari niat yang buruk (tidak ikhlas)."

Niat seorang pelajar dalam menuntut ilmu harus ikhlas mengharap ridha Allah, mencari kebahagiaan di akhirat menghilangkan kebodohan dirinya, dan orang lain, menghidupkan agama, dan melestarikan Islam. Karena Islam akan tetap lestari kalau pemeluknya atau umatnya berilmu. 

Zuhud dan takwa tidak akan sah tanpa disertai ilmu. Syaikh Burhanuddin menukil perkataan para ulama, bahwa “orang yang tekun, beribadah tapi bodoh, bahayanya lebih besar daripada orang alim tapi durhaka. Keduanya adalah penyebab fitnah di kalangan umat, yaitu bagi orang yang menjadikan mereka sebagai panutan dalam urusan agama."

Dalam menuntut ilmu harus dan dasari niat untuk mensyukuri nikmat akal dan kesehatan badan. Jangan sampai terbersit niat supaya dihormati masyarakat, untuk mendapatkan harta dunia, mendapat kehormatan di hadapan pejabat atau lainnya.

Muhammad bin Hasan berkata, "Andaikata seluruh manusia menjadi budakku, pasti akan kumerdekakan semuanya dan akan kubebaskan diriku dari wala' (loyalitas) mereka.

Barangsiapa dapat merasakan lezatnya ilmu dan nikmatnya mengamalkannya, maka dia tidak akan begitu tertarik dengan harta yang dimiliki orang lain. Syaikh Imam Hammad bin Ibrahim bin Ismail Assyafar Al Anshari membacakan syairnya kepada Abi Hanifah, "Siapa yang menuntut ilmu untuk akhirat, tentu ia akan memperoleh anugerah kebenaran. Dan kerugian bagi orang yang menuntut ilmu hanya karena mencari kedudukan di masyarakat. "

Boleh menuntut ilmu dengan niat dan upaya mendapat kedudukan di masyarakat kalau kedudukan tersebut digunakan untuk amar ma'ruf nahi munkar, dan untuk melaksanakan kebenaran, serta untuk menegakkan agama Allah. Bukan untuk mencari keuntungan diri sendiri, juga bukan karena keinginan hawa nafsu semata.

Supaya ilmu yang dicari dengan susah payah tidak terbuang sia-sia, oleh karena itu, dalam mencari ilmu jangan punya niat untuk mencari dunia. Seperti kata sebuah syair: "Dunia ini lebih sedikit dari yang sedikit, orang yang terpesona padanya adalah orang yang paling hina. Dunia dan isinya adalah sihir yang dapat menulikan dan membutakan, Mereka kebingungan tanpa petunjuk.”

Sumber: Disarikan dari keterangan Syarh Kitab Ta’lim Muta’alim karya Syekh Burhan al-Din Ibrahim al-Zarnuji al-Hanafi.


(ACF)