Keutamaan Membaca Surah Al Fatihah dan Al Ikhlas pada Bulan Rajab

Siti Mahmudah - Doa Sehari-hari Kisah Nabi dan Rasul Alquran 01/03/2021
Gambar oleh Fauzan My dari Pixabay
Gambar oleh Fauzan My dari Pixabay


Oase.id - Al Fatihah merupakan surah yang istimewa. Mengapa demikian? Surah ini disebut Fatihatul Kitab, dan menjadi istimewa karena pembuka kitab suci Al Qur'an sebagai Ummul Qur'an atau induknya Al-Qur'an.

Dinamakan pula As Sab'ul matsaany, karena jumlah ayatnya yang tujuh dan dibaca berulang-ulang saat hendak salat. Surah ini juga termasuk surah makkiyah karena diturunkannya di Mekkah, sama halnya seperti surah Al-Ikhlas.

Sementara itu, surah Al-Ikhlas terdiri dari empat ayat. Terdapat beberapa keutamaan membacanya, diantaranya sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Imam Bukhari, bahwa membaca satu kali surah Al-Ikhlas sebanding dengan sepertiga Al-Quran.

Bersumber dari Anas bin Malik dari Nabi SAW., bahwa beliau bersabda:

“Man shallaa ba'dal maghribi fii lailatin min rajabin, isyriina rak’atan yaqra-u fii kulli rak’atin faatihatal kitabi wal-ikhtaasha wa eallama 'asyra taslimaatin hafizhahullaahu ta'aalaa wa ahla baitihi wa 'iyaalahu min balaa-id dun-yaa wa'adzaabil aaldrirati.”

Artinya:
"Barangsiapa salat sesudah maghrib pada suatu malam dari bulan Rajab sebanyak dua puluh rakaat, yang pada setiap rakaatnya membaca Fatihatul Kitab dan surat Al-Ikhlas, dan salam sebanyak sepuluh kali, maka Allah Ta'ala memeliharanya beserta keluarganya dan orang-orang tanggungannya dari bencana dunia dan azab akhirat."

Dalam kitab Durratun Nashihin karya Umar bin Hasan bin Ahmad Asy-Syahir Al-Khaubawiy juga diceritakan, bahwa ada seorang perempuan di Baitul Maqdis menjadi seorang ahli ibadah. Apabila tiba pada bulan Rajab, maka dia setiap harinya membaca “QuI huwallaahu Ahad” sebanyak dua belas kali, sebagai bentuk pengagungan kepada bulan Rajab. Dia menukar pakaian kebesaran dan mengenakan kain buruk. 

Suatu ketika pada bulan Rajab, dia menderita sakit lalu berwasiat kepada anaknya supaya menguburkannya dengan kain buruknya itu. Namun oleh anaknya dia dibungkus dengan kain-kain mahal, karna ingin dipuji orang. 

Maka anak itu melihat dalam mimpi. Perempuan itu berkata: "Hai anakku, kenapa engkau tidak melaksanakan wasiatku. Sesungguhnya aku tidak rela kepadamu.”

Anak itu terjaga dan ketakutan, lalu dibongkarnya kubur ibunya, namun ternyata tidak ada dalam kuburnya. Dan kebingunganlah anak itu, lalu menangis keras-keras. Maka terdengarlah suatu panggilan mengatakan, "Tidakkah kamu tahu, bahwa barangsiapa mengagungkan bulan Kami, Rajab, maka dia tidak Kami biarkan dalam kubur sendirian dan kesepian.”

Sumber: Disarikan dari kitab Durratun Nashihin karya Umar bin Hasan bin Ahmad Asy-Syahir Al-Khaubawiy


(ACF)