Jangan Panik Hadapi Musibah, Ini 3 Kata Mutiara Penghapus Kesedihan

Sobih AW Adnan - Tokoh dan Ulama 19/03/2020
Photo by Gerry from Oase.id
Photo by Gerry from Oase.id

Oase.id- Dilarang duka berlebihan. Sebab, di balik sebabak musibah, sejatinya Allah Swt telah menyiapkan pengganti berupa keberkahan dan kebahagiaan.

Dari riwayat Anas bin Malik, dia bercerita bahwa sekali waktu Rasulullah Muhammad Saw duduk bersama para sahabat. Lalu tiba-tiba saja, Nabi tersenyum.

Melihat para sahabat keheranan, Rasul bertanya, "Tahukah kalian mengapa aku tertawa?"

Para sahabat menjawab, "Hanya Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui."

"Aku hanya heran kepada orang Mukmin. Sungguh, Allah Azza wa Jalla tidak menakdirkan sesuatu kecuali hal itu terbaik baginya," terang Nabi.

Dalam kesempatan lain, Nabi bersabda;

"Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menempatkan cobaan kepadanya. Barang siapa yang rela, ia akan mendapat keridaan. Dan barang siapa yang membenci ujian, ia akan mendapat kebencian. (HR Ahmad dan At Tirmidzi)

Kuncinya, rida dan sabar.

 

Seputar hikmah musibah dan sabar menghadapi ujian, berikut 3 kata mutiara yang pernah diungkapkan para ulama terdahulu;

 

Syekh Abdul bin Ruwad

"Tiga hal termasuk simpanan surga; menyembunyikan cobaan, menyembunyikan sakit, dan menyembunyikan sedekah."

 

Baca: 3 Qul, Amalan Nabi yang bisa Hilangkan Rasa Takut dan Cemas

 

Abdullah bin Muhammad Harawi

"Di antara mutiara kebaikan adalah merahasiakan ujian sehingga sedikit pun ia dianggap tidak tertimpa musibah."

 

Aun bin Abdillah

"Kebaikan yang tidak disertai kejelekan adalah bersyukur atas kesehatan dan sabar atas datangnya musibah."

 

Tidak mengumbar kesedihan, menjadi saran terbaik bagi umat Islam sebagai penanda iman. Sebab, Rasulullah pun banyak mengingatkan bahwa dunia dan segala isinya tak lain hanya merupakan ujian dan ladang cobaan.

 

Baca: Umar bin Khattab: Wabah Adalah Takdir, dan Menghindarinya Juga Takdir

 

"Surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak mengenakkan. Sedangkan neraka, diliputi perkara-perkara yang menyenangkan." (HR. Muslim)

Memilih senang di dunia yang bersifat sementara, atau meraih kebahagiaan abadi di surga menjelma pilihan sekaligus tantangan bagi umat Islam.

 

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam Tasliyat Ahlu Al-Masha'ib, karya Muhammad Al-Manjabi Al-Hanbali


(SBH)