Amalkan Doa-Doa Ini Agar Dijadikan Taat Kepada Allah dan Istiqomah

N Zaid - Doa Sehari-hari 16/09/2023
Foto: Pixabay
Foto: Pixabay

Oase.id - Siapa yang Allah anggap mulia, bisa saja berbeda dengan pandangan manusia. Orang yang terlihat alim, dielu-elukan masyarakat, dan dianggap sebagai orang soleh, ahli ibadah, punya jemaah yang banyak belum tentu mulia di sisi Allah. Sebaliknya seorang yang dicap ahli maksiat atau yang secara dzahir bukan  ahli ibadah, boleh jadi tidak lebih buruk di mata Allah dari orang yang merasa dirinya alim dan rajin beribadah. 

Maka itu, tidak ada seorang pun yang boleh merasa lebih mulia di sisi Allah di banding orang lain, bagaimana pun tampaknya. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Janganlah menyatakan diri kalian suci. Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik di antara kalian.” (HR. Muslim no. 2142).

Dan yang tak kalah penting bahwa ketika seseorang hari ini adalah ahli ibadah, belum tentu akan seperti itu selamanya. Begitu pun orang yang saat ini terlihat sebagai manusia yang ahli maksiat, belum tentu ia selalu akan seperti itu. 

Di masa depan, orang yang terlihat ahli maksiat itu bisa jadi ia berubah menjadi orang yang bertakwa. Dan orang yang saat ini alim dan ahli ibadah, boleh jadi justru di hari depan ia terperosok karena tergoda melakukan maksiat, dan berakhir melakukan perbuatan yang diharamkan Allah. 

Sebagaimana hadits berikut: 

Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat ada yang membunuh orang-orang musyrik dan ia merupakan salah seorang prajurit muslimin yang gagah berani. Namun anehnya Beliau shallallahu alaihi wa sallam malah berujar, “Siapa yang ingin melihat seorang penduduk neraka, silakan lihat orang ini.” Kontan seseorang menguntitnya, dan terus ia kuntit hingga prajurit tadi terluka dan ia sendiri ingin segera mati (tak kuat menahan sakit, pen.). Lalu serta merta, ia ambil ujung pedangnya dan ia letakkan di dadanya, lantas ia hunjamkan hingga menembus di antara kedua lengannya.

Selanjutnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh ada seorang hamba yang menurut pandangan orang banyak mengamalkan amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi penghuni neraka. Sebaliknya ada seorang hamba yang menurut pandangan orang melakukan amalan-amalan penduduk neraka, namun berakhir dengan menjadi penghuni surga. Sungguh amalan itu dilihat dari akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6493)

Perasaan merasa diri suci, dan mulia di sisi Allah harus dihindari karena itu merupakan sifat udjub. Bahkan ketika hari ini seorang senantiasa melakukan amalan-amalan ketaatan, ia harus sadar bahwa ketakwaannya itu terjadi karena petunjuk Allah, karena pertolongan Allah. 

Sebab itu kita dianjurkan untuk senantiasa meminta ketaatan, ketakwaan kepada Allah, karena Allah lah yang dapat membulak-balikkan hati. Seorang hamba harus menyadari bahwa ia tidak boleh sama sekali merasa akan terus berdiri di atas ketaatan, apalagi menganggap ketaatan yang ia kerjakan itu semata-mata karena usahanya dan kesalehannya sendiri. 

Sepatutnya setiap hamba untuk senantiasa berdoa agar diberi kemudahan untuk memiliki ketakwaan dan ketaatan terhadap Allah subhanahu wa ta'ala, dan tetap istiqomah dalam beramal saleh hingga maut menjemput.

Berikut doa yang bisa diamalkan untuk meminta keistiqomahan dalam ketaatan.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ALLOHUMMA MUSHORRIFAL QULUUB SHORRIF QULUUBANAA ‘ALA THOO’ATIK (artinya: Ya Allah, Sang Pembolak-balik hati, balikkanlah hati kami untuk taat kepada-Mu).” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2654]

Dari Syahr bin Hawsyab, ia berkata, “Aku berkata kepada Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ‘Wahai Ummul Mukminin, doa apa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  jika ia berada di sisimu?’ Ummu Salamah menjawab, ‘Yang paling sering dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah: YAA MUQOLLIBAL QULUUB TSABBIT QOLBII ‘ALA DIINIK (artinya: Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).’” (HR. Tirmidzi, ia berkata bahwa hadits ini hasan) [HR. Tirmidzi, no. 3522 dan Ahmad, 6:315. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaly dalam Bahjah An-Nazhirin, 2:512 menyatakan bahwa hadits ini shahih dilihat dari syawahidnya atau penguat-penguatnya].

Doa berikut juga dianjurkan untuk diamalkan:

Robbana laatuzigh Qulubana ba'da idz hadaitanaa wahablanaa mil ladungka rohmatan innaka antal wahhaab. 

Artinya: “Ya Allah kami meminta kepadamu keselamatan agama, kesehatan jasmani, tambahan Ilmu, keberkahan dalam rizqi, Taubat sebelum mati, rahmat ketika hendak mati dan ampunan setelah mati. (rumaysho)


(ACF)