Apa yang Harus Dilakukan Seorang Muslim Saat Tersesat di Gunung?

Ilustrasi. Pixabay
Ilustrasi. Pixabay

Oase.id - Mendaki gunung bagi sebagian orang adalah hobi yang menyenangkan. Namun, di balik itu ada risiko besar yang mengintai. Seseorang bisa mengalami kecelakaan karena medan yang ekstrem. Atau pendaki juga bisa tersesat sehingga hilang di gunung atau hutan. Apa tips secara spiritual yang bisa diterapkan bila seseorang Muslim sedang tersesat di gunung atau hutan.

Pertama-tama ketakutan akan muncul karena tidak ada teman dan berada di suasana yang tidak biasa. 

Manusia memang biasanya takut di tempat yang sepi dibanding keramaian. Semakin sedikit orang di sekitarnya, maka perasaan takut itu bisa semakin kuat. Maka tidak heran saat sendirian, perasaan takut itu sangat hebat dirasakan dibanding ketika ada orang lain di sekitarnya. 

Ustaz Muhammad Faizar memberi tips untuk menghilangkan rasa takut dalam diri, terutama jika sedang bersendirian di suatu tempat, misal di gunung. Menurutnya, seorang Muslim harus senantiasa terbiasa menghadirkan Allah subhanahu wa ta'ala dengan berdzikir. Dengan cara itu, ia akan merasa tidak sendirian, karena ada Allah yang selalu mengawasi dan melindunginya. 

"Supaya tidak takut selalu hadirkan Allah di hati kita. Coba dulu dilatih dengan lisan. Baca subhanallah, la ilaha illallah, dan dzikir-dzikir yang sesuai sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Mau shalawat boleh, mau istigfar boleh. Sehingga ketika kita mendaki gunung pun, ketakutan itu akan menyingkir. Orang yang takut itu karena merasa sendiri, sedangkan orang yang beriman enggak akan merasa sendiri karena Allah selalu bersama dia," kata Ustaz dalam podcast di channel YouTube RJL 5.

"Mental terbentuk dan kuat karena iman secara spiritual," imbuh Ustaz muda itu.

Ustaz Faizar juga menanggapi pertanyaan yang dikaitkan dengan situasi pendakian yang bisa dialami seseorang, yakni tersesat. Dalam situasi itu apa yang seharusnya dilakukan?

Ustaz Faizar menganjurkan orang yang tengah tersesat di hutan atau di gunung, untuk melakukan salat dua rakaat, dan meminta pertolongan Allah. 

"Pertama kita bisa dirikan salat dua rakaat," kata Ustaz. 

Untuk bersuci, seseorang bisa mengambil wudhu seperti biasa atau bertayamum bila tidak ada air. Dan bila tidak tahu arah kiblat, maka bisa menghadap ke mana saja. Kemudian saat salat di rakaat terakhir, ketika sujud, kita bisa membaca doa Nabi Yunus ketika ia ditelan ikan besar. 

"Laa ilaaha illaa anta, subhaanaka, innii kuntu minadz dzaalimiin". Artinya: Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.

"Minta sama Allah petunjuk supaya bisa keluar dari ketersesatan kemudian banyak-banyak baca sholawat," kata Ustaz Faizar.

Mengapa dianjurkan untuk menegakkan salat saat seseorang mengetahui dirinya tersesat dan kebingungan? "Saya sarankan salat karena ini kebiasaan para nabi dan rasul, dan orang-orang saleh ketika dalam kondisi darurat. Dan ini mengamalkan apa yang Allah firmankan: 

"Wasta'īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, wa innahā lakabīratun illā 'alal-khāsyi'īn." (QS. Al Baqarah: 45).

Artinya: Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.” 

Sementara doa Nabi Yunus, menurut Ustaz termasuk doa yang sangat mustajab. 

Kemudian sholawat bisa menghadirkan hati yang tenang. Sebab, siapa yang bersholawat satu kali kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,  maka Allah bersholawat 10 kali untuk orang itu, dan juga didoakan para malaikat.

"Diberikan rahmat sama Allah 10 kali lipat ketika bersholawat, sehingga dengan itu hati tenang, pikiran terbuka kemudian bisa cari jalan yan benar atau pertolongan Allah akan datang dari arah yang tidak disangka-sangka," tutur Ustaz Faizar. 


(ACF)