Jangan Remehkan Adab Tidur, Ini 4 Tuntunan Rasulullah yang Perlu Diperkenalkan Kepada Anak-Anak

N Zaid - Tidur 19/01/2023
Ilustrasi. Foto Pixabay
Ilustrasi. Foto Pixabay

Oase.id - Islam begitu memperhatikan pendidikan anak-anak, sehingga panduannya begitu praktis tidak hanya bersifat konseptual. Sebab itu, tuntunan syariat dalam mendidik anak tidak berhenti pada penanaman karakter dan akhlak yang baik. Bagaimana kebiasaan hidup pun diatur, meski tak terkait langsung dengan konsep baik-buruk dalam aspek etika sosial atau humanisme, yang hanya menjadi fokus konsep paranting peradaban Barat. 
Dari berbagai hal yang diperhatikan itu adalah kebiasaan tidur. Para orang tua sedianya tidak meremehkan adab tidur yang telah diajarkan Rasulullah shalallahu alaihi wasalam.

Berikut di antara adab tidur yang perlu dikenalkan kepada anak-anak sejak dini: 

1. Membaca do’a sebelum tidur “Bismika allahumma amuutu wa ahyaa”.

Dari Hudzaifah, ia berkata,

“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendak tidur, beliau mengucapkan: ‘Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: “Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).” (HR. Bukhari no. 6324)

2. Berusaha untuk menyuruh anak tidur setelah Isya

Sejak kecil, anak perlu diajarkan untuk tidak tidur larut malam. Selain untuk membiasakannya bisa bangun lebih cepat di awal pagi, untuk beraktifitas, tidur cepat adalah tuntunan Rasulullah shalallahu alaihi wasalam.

Rasulullah ﷺ tidak menyukai berbincang-bincang setelah isya’. Hal ini berdasarkan hadits Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu:

Dari Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ tidak suka tidur sebelum ‘isya’ dan berbincang-bincang (ngobrol) sesudahnya.” [Muttafaq ‘alaih]

An-Nawawi menjelaskan bincang-bincang yang dimaksud adalah bincang-bincang yang tidak berfaedah atau sekadar membuang-buang waktu. Ada pun berbincang-bincang yang terkandung masalahat di dalamnya maka tidak makruh. Termasuk di dalamnya perbincangan seorang pria dengan istrinya dan anak-anaknya untuk menunjukkan kasih sayang kepada mereka dan karena ada kebutuhan.

3. Melarang tidur telungkup

Dikutip dari buku Islamic Parenting yang disusun Syaikh Jamal Abdurrahman, ayah Ya'isy bin Thakhfah Al-Ghifari berkata," Ketika saya sedang berbaring tertelungkup di dalam masjid, tiba-tiba ada seseorang yang menggerakan tubuhku dengan kakinya seraya berkata, "Ini adalah caratidurnya orang yang dimurkai Allah." Ketika aku menoleh ternyata orang itu adalah Rasulullah."

Menurut riwayat lain disebutkan, "Ini adalah cara tidurnya hali neraka."

Disebutkan bahwa tidur telungkup dapat menimbulkan pergesekan yang tercela, membangkitkanbirahi, dan menggugah naluri seksual. 

4. Tidur dengan sisi kanan

Hal ini berdasarkan hadits Al Baro’ bin ‘Azib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu” (HR. Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)

disebutkan oleh Ibnul Qayyim, “Tidur berbaring pada sisi kanan dianjurkan dalam Islam agar seseorang tidak kesusahan untuk bangun shalat malam. Tidur pada sisi kanan lebih bermanfaat pada jantung. Sedangkan tidur pada sisi kiri berguna bagi badan (namun membuat seseorang semakin malas)” (Zaadul Ma’ad, 1/321-322).


(ACF)
TAGs: Tidur