Jangan Main Gas, Ini Adab-adab Berhubungan Intim Suami Istri Beserta Dalilnya

N Zaid - Pernikahan 02/10/2025
Ini Adab-adab Berhubungan Intim Suami Istri Beserta Dalilnya. Foto: Pixabay
Ini Adab-adab Berhubungan Intim Suami Istri Beserta Dalilnya. Foto: Pixabay

Oase.id - Dalam Islam, hubungan intim antara suami dan istri bukan hanya kebutuhan biologis, tetapi juga ibadah yang berpahala bila dilakukan dengan adab dan niat yang benar. Rasulullah ﷺ mengajarkan etika dan tuntunan agar hubungan tersebut membawa ketenangan, kasih sayang, serta keberkahan dalam rumah tangga.

1. Niat dan Mengharap Pahala
Setiap amal tergantung pada niat. Begitu pula hubungan suami istri. Jika diniatkan untuk menjaga kesucian diri dan memenuhi hak pasangan, maka hal itu bernilai ibadah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Pada kemaluan salah seorang di antara kalian terdapat sedekah.”

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah jika salah seorang dari kami menyalurkan syahwatnya, dia mendapat pahala?”

Beliau menjawab, “Bagaimana menurut kalian jika ia menyalurkannya pada yang haram, bukankah ia berdosa? Maka jika ia menyalurkannya pada yang halal, ia mendapat pahala.”
(HR. Muslim no. 1006)

2. Membaca Doa Sebelum Berhubungan
Rasulullah ﷺ mengajarkan doa khusus sebelum berhubungan agar setan tidak ikut campur dalam hubungan suami istri.

“Apabila salah seorang di antara kalian hendak menggauli istrinya, maka ucapkanlah:

‘Bismillah, Allahumma jannibna asy-syaithan wa jannibisy syaithan ma razaqtana’

(Dengan nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkan setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami).” (HR. Bukhari no. 141, Muslim no. 1434)

3. Melakukan Pendahuluan (Foreplay)
Islam menganjurkan kelembutan dan kasih sayang dalam hubungan. Rasulullah ﷺ dikenal lembut terhadap istrinya.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
“Disunnahkan bagi suami untuk bermain, bercumbu, dan mencumbu istrinya sebelum berhubungan, agar sama-sama siap dan mendapatkan kenikmatan.” (Zadul Ma‘ad, 4/260)

Pendahuluan ini bisa berupa rayuan, sentuhan, atau ciuman sebagaimana dicontohkan Rasulullah ﷺ.

4. Tidak Boleh dari Jalan Belakang
Islam menegaskan bahwa hubungan suami istri hanya boleh dilakukan melalui jalan yang halal, yakni kemaluan.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Dilaknat orang yang menyetubuhi istrinya pada duburnya.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud, dan dinilai shahih oleh Al-Albani)

5. Boleh dari Arah Mana Saja Selama di Tempat yang Halal
Allah Ta’ala berfirman:
“Istri-istrimu adalah (seperti) ladang bagimu; maka datangilah ladangmu dari mana saja kamu kehendaki.”
(QS. Al-Baqarah: 223)

Maksudnya, boleh dari arah mana saja — depan, belakang, atau samping — selama tetap di kemaluan.

6. Tidak Boleh Saat Istri Haid
Berhubungan saat haid dilarang tegas dalam Islam.

Allah berfirman:
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: itu adalah kotoran. Maka jauhilah wanita di waktu haid dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci.”
(QS. Al-Baqarah: 222)

Namun, suami boleh bermesraan selain berhubungan badan selama tidak pada bagian kemaluan.

7. Mandi Janabah Setelah Selesai
Setelah berhubungan, suami istri wajib mandi besar (mandi junub) sebelum melaksanakan ibadah seperti salat.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apabila ia telah bertemu dua khitan (kemaluan), maka telah wajib mandi.”
(HR. Muslim no. 349)

Boleh juga tidur terlebih dahulu sebelum mandi, asalkan sudah berwudhu terlebih dahulu.
(HR. Bukhari no. 288, Muslim no. 305)

8. Tidak Menceritakan Urusan Ranjang kepada Orang Lain
Rasulullah ﷺ sangat melarang membuka rahasia hubungan suami istri.

Beliau ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang berhubungan dengan istrinya lalu menyebarkan rahasianya.”
(HR. Muslim no. 1437)


 


(ACF)
TAGs: Pernikahan