Syarat Sah Salat Jamak Takhir dan Jamak Taqdim

Phooby Kamaratih - Salat Hukum Islam 24/11/2021
Salat Dhuha (Photo by Talha R from Pexels)
Salat Dhuha (Photo by Talha R from Pexels)

Oase.id – Dalam perihal salat, Islam memberikan kemudahan untuk umatnya, terutama saat sedang dalam perjalanan yang membuat seseorang tersebut tidak memungkinkan untuk salat tepat waktu. Jika dalam kondisi seperti ini, seorang muslim diperbolehkan untuk menjamak salatnya.

Salat jamak terbagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Jamak takhir

2. Jamak Taqdim

Yang membedakan antara keduanya waktu melaksanakannya. Jamak takhir dilakukan di akhir waktu. Contohnya, salat Dzuhur yang waktu pelaksananya ditarik ke Ashar. Sedangkan taqdim, dilakukan di awal waktu contohnya salat Ashar yang ditarik ke waktu Dzuhur.

Namun, perlu diperhatikan hanya salat Dzuhur dengan Ashar dan Maghrib dengan Isya saja yang diperbolehkah untuk dijamak. Tidak sah, jika salat Ashar disatukan dengan Maghrib begitupun sebaliknya. Kitab Safinatun Najah menjelaskan beberapa syarat–syarat sebelum melaksanakan salat jamak, sebagai berikut:

BACA: 5 Manfaat Gerakan Salat untuk Kesehatan

Syarat Sah Melaksanakan Salat Jamak:

1. Jamak Takhir

شروط جمع التأخير إثنان: نية التأخير وقد بقي من وقت الأولى مايسعها ودوام العذر إلى تمام الثانية

Syarat jama’ ta’khir ada dua yaitu, 1) Niat jama' ta'khir ketika masih berada pada waktu salat yang pertama, 2) Adanya udzur sampai sempurnanya mengerjakan salat yang kedua.

Niat melakukan jamak takhir harus dilakukan pada waktu salat yang pertama. Seperti contohnya jika seorang Muslim ingin jamak takhir antara Maghrib dan Isya, maka ia sudah harus meniatkan diri untuk mengakhiri salat Maghrib dan akan melaksanakannya pada waktu Isya.

Bacaan Niat Salat Jamak Takhir:

Dzuhur dengan ‘Ashar

  • Niat salat Dzuhur

أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى

“Sengaja aku salat dzuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan ‘ashar karena Allah Ta’ala.”

  • Niat salat ’Ashar

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى

“Sengaja aku salat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan dzuhur karena Allah Ta’ala.”

Maghrib dengan ‘Isya

  • Niat salat maghrib

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعِشَاءِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى

“Sengaja aku salat maghrib empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan ‘isya karena Allah Ta’ala.”

  • Niat salat ‘Isya

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى

“Sengaja aku salat ‘isya empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan maghrib karena Allah Ta’ala.”

Adanya udzur atau penghalang seseorang dalam mendirikan salat tepat waktu, harus berlangsung sampai waktu salat kedua tiba. Misalnya seorang Muslim tengah melakukan perjalanan yang memakan waktu panjang dari waktu salat pertama yaitu Dzuhur hingga waktu salat kedua yaitu Ashar dan keduanya tercakup dalam perjalanan.

BACA JUGA: Perkara Salat, Berikut 16 Syarat Takbiratul Ihram yang Benar

2. Jamak Taqdim

شروط جمع التقديم أربعة: البداءة بالأولى ونية الجمع والموالاة بينهما ودوام العذر

Syarat jamak taqdim ada empat yaitu, 1) harus dilaksanakan di waktu salat pertama, 2) niat jamak, 3) Berturut-turut antara salat yang awal dengan shalat yang kedua, 4) Berlangsungnya udzur (halangan).

Pada jamak taqdim dua salat dilakukan pada waktu salat yang pertama, cara mengerjakannya dahulukan salat pertama lalu disusul dengan salat yang kedua. Dan niat jamak taqdim harus dilakukan pada saat melaksanakan salat yang pertama, niatnya sebagai berikut :

Bacaan Niat Salat Jamak Taqdim:

Dzuhur dengan Ashar

  • Niat salat Dzuhur

أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى

“Sengaja aku salat Dzuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak taqdim dengan ‘Ashar karena Allah Ta’ala.”

  • Niat salat ’Ashar

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى

“Sengaja aku salat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak taqdim dengan dzuhur karena Allah Ta’ala.”

Maghrib dengan ‘Isya

  • Niat salat Maghrib

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعِشَاءِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى

“Sengaja aku salat Maghrib empat raka’at menghadap kiblat, dijamak taqdim dengan ‘Isya karena Allah Ta’ala.”

  • Niat salat ‘Isya

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى

“Sengaja aku salat ‘Isya empat rakaat menghadap kiblat, dijamak taqdim dengan maghrib karena Allah Ta’ala.”

Dua salat tersebut harus dilakukan secara terus menerus, artinya antara salat pertama dengan salat kedua tidak di sela atau dijeda dengan pekerjaan yang lain atau setelah salam salat pertama disegerakan berdiri untuk melanjutkan salat kedua.


(ACF)