Bermakmum di Belakang Imam yang Kurang Fasih Bacaannya, Apa yang harus dilakukan?

N Zaid - Salat 15/10/2025
Ilustrasi: Pixabay
Ilustrasi: Pixabay

Oase.id - Dalam dinamika ibadah berjamaah di masjid, sering kita jumpai imam yang memimpin shalat namun belum fasih dalam membaca Al-Qur’an — ada huruf yang kurang tepat keluar dari makhrajnya, atau tajwid yang belum sempurna. Keadaan ini kadang menimbulkan keraguan di hati makmum:

Apakah shalat yang kita tunaikan tetap sah?
Apakah kita wajib mengulangnya?
Dan, bagaimana cara menyampaikan koreksi tanpa menyinggung perasaan imam?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, mari kita simak pandangan Ustadz Adi Hidayat yang dilandasi (atau berangkat dari) pemahaman fiqih serta metode dakwah yang lembut.

Pemahaman Dasar: Fiqih Imam dalam Shalat Jamaah

Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa seseorang layak menjadi imam apabila syarat-syarat dasar terpenuhi. 

Beberapa poin penting yang beliau garisbawahi:

Paham fiqih shalat
Imam harus mengerti bagaimana shalat dilaksanakan secara benar, dari niat sampai salam. Jika imam tidak memahami apa yang dikerjakan, sulit baginya untuk memimpin makmum. 

Bacaan Al-Qur’an yang baik dan representatif (tajwid & makhraj)

Karena bacaan imam akan “mewakili” makmum dalam banyak bacaan — terutama dalam bacaan surat setelah Al-Fatihah yang makmum hanya mendengar dan mengikuti. 

Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa yang ditekankan bukan sekadar “lagu indah”, melainkan kebenaran tajwid dan makhraj-nya. Ada imam yang suaranya merdu, tapi tajwidnya berantakan — itu bukan ukuran yang benar. 

Seniority atau pengalaman (dalam konteks jamaah tertentu)
Jika ada banyak kandidat imam yang sama-sama memenuhi syarat dasar, maka faktor usia, pengalaman dan kualitas hubungannya dengan Allah diajukan sebagai pertimbangan tambahan. 

Dengan demikian, dalam situasi ideal, imam yang dipercaya memimpin shalat haruslah orang yang memahami fiqih, memiliki bacaan yang mencukupi, dan dihormati dalam jamaah.

Sahkah Shalat Makmum Jika Imam Kurang Fasih?

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa:

Jika kesalahan bacaan imam tidak sampai mengubah makna ayat, maka shalat makmum tetap sah meski imam kurang fasih. 

Namun, jika bacaan imam mengubah makna ayat, dan makmum menyadarinya, maka shalat sebaiknya diulang. 

Bagi makmum yang tidak tahu bahwa imam membuat kesalahan, maka terdapat toleransi — ketidaktahuan tidak menjadi dosa atau pembatal ibadah bagi mereka. 

Contoh konkret: Jika imam mengucapkan panjang-pendek salah atau sedikit keliru pengucapan huruf, tetapi makna ayat tidak berubah, maka makmum tidak diwajibkan mengulang. Namun, jika imam mengganti satu huruf sehingga makna berbeda — misalnya “maliki” menjadi “maliki” (satu huruf berubah) — dan makmum mengetahui, maka ada kewajiban untuk memperbaiki dengan mengulang.

Sehingga, tidak tepat jika langsung menyimpulkan bahwa shalat itu batal atau wajib diulang hanya karena imam “kurang fasih” secara umum. Evaluasi harus didasarkan pada apakah makna ayat berubah atau tidak.

Cara Menyampaikan Koreksi dengan Hikmah

Salah satu keistimewaan dalam dakwah adalah hikmah dan kelembutan ketika menyampaikan kebenaran. Ustadz Adi Hidayat sendiri menekankan perlunya menyampaikan perbaikan dengan cara yang baik agar tidak menimbulkan kebencian atau rasa terhina.

Beberapa langkah yang dapat ditempuh:

Mulai dengan pujian dan penghormatan
Contoh: “Pak Imam, Alhamdulillah bacaan Bapak penuh semangat,” atau “Bapak pemimpin kami dalam ibadah yang mulia.”

Ungkapkan keinginan bersama untuk kebaikan
“Kami jamaah juga ingin belajar agar bacaan dan pemahaman kita semakin baik. Apakah boleh kita undang ustadz atau narasumber untuk mengajar bersama?”

Tidak mendesak mengganti imam secara langsung
Hindari sikap memaksakan agar imam diganti. Lebih baik menawarkan sesi bersama, pelatihan, atau dorongan tanpa penghinaan.

Berikan waktu dan ruang untuk perbaikan
Biarkan imam merasa dihargai dan bukan seolah-olah diperiksa malam itu juga. Dorong secara bertahap agar ia belajar—misalnya dengan kelas tahsin atau tilawah bersama santri.

Doa dan dukungan secara sembunyi-sembunyi
Selain nasihat langsung, doakan agar Allah memudahkan imam dalam memperbaiki bacaan dan tajwidnya.

Cara ini sesuai dengan prinsip:

“Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik…” (QS. An-Nahl: 125)


(ACF)
TAGs: Salat