Yang Dilakukan Rasulullah ketika di Rumah

Sobih AW Adnan - Nabi Muhammad Saw 31/03/2020
Photo by Goumbik from Pixabay
Photo by Goumbik from Pixabay

Oase.id- Nabi Muhammad Saw tidak hanya menghabiskan waktunya di dalam masjid. Kesempurnaan Rasulullah Saw, justru terletak pada kearifan Nabi dalam menempatkan diri sebagai pemimpin umat, kepala keluarga, ayah, juga suami.

Sekali waktu, dengan penuh penasaran, beberapa sahabat menanyakan hal ihwal yang dilakukan Nabi Saw ketika berada di rumah kepada, Ummul Mukiminin, Aisyah binti Abu Bakar. 

"Aisyah pernah ditanya, 'Apakah yang dilakukan oleh Rasulullah di dalam rumah?' ia menjawab, 'Beliau adalah seorang manusia biasa. Beliau menambal (menjahit) pakaiannya sendiri, memerah kambing, dan melayani diri beliau sendiri." (HR. Ahmad)

 

Sederhana dan mandiri

Dalam hadis yang diriwayatkan Al-Aswad bin Yazid, ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Aisyah, 'Apakah yang biasa Rasulullah lakukan di dalam rumah?' Aisyah menjawab, 'Beliau biasa membantu keluarga. Apabila beliau mendengar seruan azan, maka beliau segera keluar (untuk menunaikan salat)." (HR. Muslim)

Sekalipun sebagai panutan manusia hingga di hari kiamat, Nabi tak gampang menyerahkan segenap urusannya kepada yang lain. Terutama, urusan domestik rumah tangga.

Baca: Pernah Suatu Ketika, Cuma Nabi yang Tak Terserang Wabah

 

Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menggambarkan keseharian Nabi sebagai sosok yang tawadu, tak dilalaikan kenikmatan, dan mandiri. 

Mengutip keterangan Aisyah, Nabi adalah orang yang tak pernah merasa gengsi menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Rasulullah, pandai menjahit baju-bajunya yang sobek, menyapu, memerah susu, berbelanja, membetulkan sepatu dan kantung air, memberi makanan ternak, dan memasak roti dengan para pelayannya. 

Tidak ada kemewahan di rumah Nabi.

An-Numan bin Basyir menuturkan keadaan Rasulullah Saw, "Aku telah menyaksikan sendiri keadaan Rasulullah Saw dalam keadaan tidak mendapatkan kurma yang jelek sekali pun yang dapat mengganjal perutnya. (HR. Muslim)

Aisyah pernah menceritakan, "Kami, keluarga Muhammad, tidak pernah menyalakan tungku masak selama sebulan penuh, makanan kami hanyalah kurma dan air." (HR. Bukhari)

Saat di rumah, terkait soal makanan, Nabi Saw juga tidak pernah mencelanya. 

"Jika ingin, beliau makan, jika tidak, beliau tinggalkan." (HR. Bukhari, Muslim).

 

Baca: Hikmah Social Distancing ala Rasulullah

 

Tak jauh dari rumah dan masjid

Saad bin Hasyim juga pernah meminta gambaran akhlak dan perilaku Nabi Saw di rumah kepada Aisyah, Ummul Mukinin menjawab, "Sesungguhya akhlak Nabi Saw adalah Al-qur'an." (HR. Muslim)

Aisyah menceritakan keseharian Rasulullah dari pagi hingga malam. Setiap tiba waktu salat, kata Aisyah, Nabi langsung keluar menuju masjid.

"Beliau biasa membantu pekerjaan rumah tangga. Ketika waktu salat sudah datang, beliau segera ke masjid." (HR. Bukhari).

Ketika pagi datang, tepatnya saat azan Subuh berkumandang, Rasulullah selalu mengerjakan salat sunah qabliyah. Setelahnya, Nabi lkeluar menuju masjid untuk memimpin salat jemaah.

Tidak langsung kembali, setelah salat, Nabi biasa berdiam diri, iktikaf, dan berzikir di masjid hingga matahari terbit.

Dari Jabir bin Samurah, ia berkata, "Rasulullah Saw tidak beranjak dari tempat salatnya sampai terbitnya matahari. Ketika matahari sudah terbit, Nabi melaksanakan salat dua rakaat." (HR. Abu Daud). 

Aisyah meriwayatkan, "Rasulullah Saw melaksanakan salat sebanyak empat rakaat (sekali salam), kadang juga ditambah sesuai dengan kehendaknya." (HR. Muslim)

Setelah berkesempatan mengisi majelis bersama para sahabat, Nabi pun bergegas kembali ke rumah. Sesampainya di sana, Nabi menunaikan pekerjaan rumah tangga.

Aisyah menceritakan, pada siang hari, Nabi biasa menyempatkan tidur (Qailulah) agar bisa menunaikan salat malam dengan energi yang prima. 

Baca: Bagaimana Cara Salat Nabi Sebelum Isra Mikraj?

 

"Tidurlah pada waktu qailulah, karena sungguh setan tidak tidur qailulah." (HR. Thabrani)

Selain di rumah dan di masjid, sesekali Rasulullah juga mendatangi atau bertamu ke rumah para sahabat, atau pergi ke pasar untuk memastikan tidak ada lagi prilaku kecurangan jual beli barang.

Di malam hari, Nabi mengisinya dengan bermunajat penuh kepada Allah Swt. Sementara waktu tidur dan istirahat, Rasulullah Saw manfaatkan secukupnya saja.

 

Sumber: Disarikan dari beberapa hadis dalam Sahih Bukhari dan Sahih Muslim, serta keterangan dalam  Fathul Bari bi Syarhi Shahih Al-Bukhari karya Syihabud.in Abul Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad Ibnu Hajar Al-Atsqalani,


(SBH)