Apa Sih Makna Samawa atau Samara? Ini Penjelasan Haidar Bagir

Fera Rahmatun Nazilah - Keluarga 29/02/2020
Photo by Tu Anh from Pixabay
Photo by Tu Anh from Pixabay

Oase.id- "Semoga samawa. Amin." Kalimat itu sering diucapkan kepada sepasang kekasih yang tengah atau telah menghelat resepsi pernikahan. Samawa merupakan kependekan dari sakinah, mawadah, dan wa rahmah. Ada pula yang lebih memilih untuk menyingkatnya menjadi "Samara".

Sakinah, mawadah, dan rahmah memang merupakan harapan yang layak dimiliki sepasang pengantin. Doa ini bersumber dari firman Allah Swt dalam QS. Ar-Rum: 21;

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar-Ruum: 21).

 

Lalu, apa sebenarnya maksud sakinah, mawadah dan rahmah?

Cendekiawan Muslim Haidar Bagir menjelaskan, secara etimologi, kata sakinah memiliki sejumlah arti. Antara lain diam sesudah bergerak, tetap, menetap, bertempat tinggal, tidak ada rasa takut, tenang, dan tentram.

Makna-makna itu memberi arti bahwa perkawinan ditujukan untuk membangun kondisi yang membuat seseorang terlindungi sehingga kemudian merasa damai, tenang, dan tentram, bahkan tak ingin keluar darinya. 

Sedangkan mawadah, menurut Haidar, lahir dari sebentuk kecintaan seseorang pada sesuatu yang sempurna.

"Penggunaan kata wudd (Kata dasar mawadah) bermakna cinta yang ditujukan pada sesuatu yang sempurna. Seperti cinta hamba pada Tuhannya, Zat Yang Tanpa Cela," kata Haidar saat menjadi pembicara dalam Picnikustik yang diselenggarakan Komunitas Musisi Mengaji (Komuji) di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca: Komuji Jakarta Gelar Picnikustik Bertema Islam Cinta


Pernikahan yang berasaskan mawadah bisa dipahami sebagai ikatan yang dapat melahirkan hubungan saling mencintai, saling menasihati, dan saling menghargai satu atas yang lain.

Beda lagi dengan muasal lafal rahmah. Haidar menyebut, rahmah berasal dari makna kasih sayang tehadap sesuatu yang tidak sempurna. Seperti kecintaan Allah Swt pada hamba-Nya. Begitu pula cinta sepasang suami-istri yang saling memahami bahwa masing-masing dari dirinya yang sudah barang tentu memiliki keterbatasan dan kekurangan.

Baca: Berkenalan dengan Nikah Institute: Start Up Pendidikan Pranikah

 

"Kesempurnaan istri atau suami termasuk mawadah. Karena ada kesempurnaan yang memunculkan rasa yang meluap-luap pada pasangan. Lalu bagaimana jika jasad tak lagi sempurna? Jangan takut, sebab Allah Swt memberikan rahmah, yakni rasa kasih sayang yang tidak tergantung pada kesempurnaan," jelas Haidar. 

Dalam bukunya berjudul Surga di Dunia, Surga di Akhirat: Kiat-Kiat Praktis Merawat Perkawinan (2010), Haidar juga pernah mendefinisikan bahwa rumah tangga ibarat rumah. Pernikahan dengan semangat sakinah, mawadah, dan rahmah akan menciptakan kondisi yang membetahkan para penghuninya.


(FER)
TAGs: Keluarga