Menjaga Pandangan, Dan Adab Duduk di Pinggir Jalan

N Zaid - Hadis Hari Ini 16/01/2024
Ilustrasi. Pixabay
Ilustrasi. Pixabay

Oase.id - Kebanyakan maksiat masuk ke dalam diri seorang hamba melalui empat pintu. Salah satunya adalah dari pandangan mata. Sebab itu, sejumlah tuntunan syariat mengingatkan setiap muslim untuk menahan pandangannya. 

Pandangan merupakan pemandu dan utusan syahwat. Menjaga pandangan merupakan tindakan utama dalam menjaga kemaluan. Barang siapa mengumbar pandangannya, maka dia telah mengggiring dirinya kepada kebinasaan.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

"Janganlah kamu mengikutkan pandangan dengan pandangan berikutnya. Sebab, hanya pandangan pertama saja yang dibolehkan bagimu tidak untuk pandangan setelahnya."

Disebutkan dalam al-Musnad, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

"Pandangan merupakan panah beracun dari anak-anak panah Iblis. Maka, barang siapa menahan pandangannya dari kecantikan seorang wanita karena Allah, niscaya Allah akan memberikan kenikmatan dalam hatinya sampai hari pertemuan dengan-Nya."

Sabda lainnya berbunyi:

"Tundukkan pandangan kalian dan jagalah kemaluan kalian."

Ada pesan yang khusus ditujukan dalam situasi tertentu, yang mungkin sering kita lakukan, yakni duduk-duduk di tepi jalan. Maka untuk hal ini, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahkan memberi peringatan khusus dengan Sabdanya.

"Janganlah kalian duduk-duduk di pinggir jalan. Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, itu tempat duduk-duduk kami. Kami tidak dapat meninggalkannya." Beliau bersabda:"Jika kalian harus melakukan hal itu, maka berikan kepada jalan itu haknya." Lalu para sahabat beranya: "Apakah haknya?". Lalu Nabi menjelaskan:"Menundukkan pandangan mata, tidak mengganggu orang lain, dan membalas ucapan salam." (Al Bukhari)

Pandangan merupakan pangkal dari segala bencana yang menimpa manusia. Sebab, pandangan akan melahirkan getaran hati, diikuti dengan angan-angan yang membangkitkan syahwat an keinginan yang semakin menguat dan kahirnya menjadi kebulatan tekad, hingga terjadilah perbuatna itu secara pasti, selama tidak ada penghalang yang menghalanginya. Dalam hal ini ada yang berkata:"Kesabaran dalam menundukukkan pandangan masih lebih ringan daripada kesabaran dalam menanggung beban akibatnya".(Ad-Daa' wa Ad-Dawaa', Ibnu Qayyim al-Jauziyyah)


(ACF)