5 Rukun Khutbah Jumat yang Wajib Dipenuhi Seorang Khatib

N Zaid - Amalan Jumat 27/11/2025
Ilustrasi: Pixabay
Ilustrasi: Pixabay

Oase.id - Khutbah Jumat merupakan bagian penting dari pelaksanaan salat Jumat. Bukan sekadar nasihat mingguan, khutbah adalah syarat sahnya salat Jumat menurut mayoritas ulama. Karena itu, khatib wajib memahami rukun-rukun khutbah agar pelaksanaannya sesuai dengan tuntunan syariat.

Pembahasan mengenai rukun khutbah ini juga dijelaskan ulama dalam berbagai kitab fiqih klasik, di antaranya Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab karya Imam An-Nawawi, Fiqh As-Sunnah karya Sayyid Sabiq, serta Bidayat Al-Mujtahid karya Ibnu Rusyd. Dalam kitab-kitab tersebut disebutkan bahwa khutbah Jumat memiliki beberapa rukun yang tidak boleh ditinggalkan.

Berikut lima rukun khutbah Jumat yang wajib dipenuhi oleh seorang khatib:

1. Membaca Hamdalah (Pujian kepada Allah)

Rukun pertama khutbah adalah memuji Allah SWT. Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu’ menegaskan bahwa hamdalah harus dibaca dengan lisan dan terdengar oleh jamaah. Kalimatnya boleh singkat seperti “Alhamdulillah” asalkan jelas bermakna pujian kepada Allah.

Pujian ini wajib ada pada khutbah pertama dan kedua, karena keduanya merupakan satu rangkaian ibadah yang saling melengkapi.

2. Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ

Rukun berikutnya adalah mengucapkan shalawat kepada Rasulullah ﷺ. Hal ini disebutkan dalam Fiqh As-Sunnah sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi yang membawa risalah Islam dan menjadi teladan kehidupan umat.

Shalawat tidak harus panjang. Contoh yang sah adalah:

“Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.”

Shalawat juga wajib dibacakan pada kedua bagian khutbah.

3. Wasiat untuk Bertakwa

Salah satu inti khutbah Jumat adalah adanya anjuran untuk bertakwa. Dalam penjelasan Ibnu Rusyd di dalam Bidayat Al-Mujtahid, wasiat ini menjadi penegas tujuan khutbah: mengingatkan manusia kepada ketaatan dan menjauhi maksiat.

Kalimatnya bisa berupa:

“Uusikum wa nafsi bitaqwallah”
atau
“Wahai kaum Muslimin, bertakwalah kepada Allah.”

Yang terpenting maknanya jelas dan disampaikan dalam kedua khutbah.

4. Membaca Ayat Al-Qur’an

Dalam khutbah pertama, khatib wajib membaca minimal satu ayat Al-Qur’an. Para ulama sepakat bahwa ayat yang dibaca harus memiliki makna nasihat, perintah, larangan, atau peringatan. Imam Ash-Shafi’i dalam Al-Umm juga menegaskan bahwa ayat harus dibaca dengan suara yang terdengar.

Walaupun satu ayat sudah cukup, dianjurkan ayat yang relevan dengan tema khutbah agar jamaah mendapatkan pemahaman yang utuh.

5. Membaca Doa untuk Kaum Muslimin

Pada khutbah kedua, khatib wajib menutupnya dengan doa yang ditujukan bagi kaum Muslimin. Doa ini dapat berupa permohonan ampunan, perlindungan, atau kebaikan umum. Sayyid Sabiq dalam Fiqh As-Sunnah menyebutkan bahwa doa harus ditujukan untuk seluruh umat Islam, bukan hanya individu tertentu.

Contoh doa yang memenuhi rukun adalah:

“Allahummaghfir lil-Muslimina wal Muslimat wal Mu’minina wal Mu’minat.”

Doa ini menjadi bentuk kepedulian dan syiar kebersamaan umat.
 


(ACF)
TAGs: Amalan Jumat