Travelling saat Liburan? Ini Teladan yang Dilakukan Nabi Muhammad ketika Bepergian

Sobih AW Adnan - Trik Perjalanan 29/12/2019
Ilustrasi hijab backpacker/freepik/azerbaijan_stockers
Ilustrasi hijab backpacker/freepik/azerbaijan_stockers

Oase.id: Libur panjang akhir tahun telah tiba. Bolehlah jika sebagaian dari kita ingin memanfaatkan momentum tersebut untuk berjalan-jalan, bertamasya, atau mudik ke kampung halaman.

Akan tetapi, travelling bukan sembarang berjalan. Ada banyak persiapan yang perlu dilakukan demi kelancaran perjalanan, juga agar liburanmu tetap menyenangkan. 

Sebagian dari contoh persiapan itu antara lain, -bagi yang ingin melancong dengan kendaraan pribadi- jangan lupa mengecek kondisi fisik dan fungsi kendaraan. Berikutnya, pertimbangkan pula kondisi kesehatan badan, ketersediaan ongkos dan bekal, memahami rute perjalanan, dan tak kalah penting, menyiapkan mental.

Kesiapan mental menjadi penentu suasana selama di perjalanan. Salah satu cara merawat mental agar tetap segar adalah dengan selalu berpikiran positif dan membaca doa memohon perlindungan kepada Allah Swt.

Nah, berikut adalah doa yang disarankan Nabi Muhammad Saw yang perlu dibaca ketika hendak menempuh sebabak perjalanan:

Subhana alladzi sakh-khara lanaa hadza wa maa kunna lahu muqrinin. Wa inna ila rabbina lamun-qalibuun. Allahumma innaa nasaluka fii safarinaa hadza al birra wat taqwa wa minal amali ma tardha. Allahumma hawwin alainaa safaranaa hadza, wathwi anna budahu. Allahumma anta ash-shaahibu fi as-safar, wal khaliifatu fil ahli. Allahumma inni audzubika min watsaa-is safari wa ka-aabatil manzhari wa suu-il munqalabi fil maali wal ahli.

"Maha Suci Allah yang telah menundukkan kendaraan ini untuk kami. Padahal, sebelumnya kami tak punya kemampuan sedikit pun. Dan sesungguhnya, hanya kepada Tuhan kami, kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu segala kebaikan, ketakwaan, dan amal yang Engkau ridai dalam perjalanan ini. Ya Allah, mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta dan keluarga." (HR. Muslim).

Selain doa, Nabi juga menyarankan para penempuh perjalanan jauh untuk melakukan beberapa persiapan. Di antaranya:


 
Mencari teman

Rasulullah tidak menyarankan seseorang menempuh perjalanan sendirian. Disunahkan bergabung dalam rombongan atau bersama kawan yang serarah tujuan agar bisa mempererat silaturahmi.

Hikmah di balik anjuran Nabi ini menunjukkan betapa pentingnya menjamin keselamatan diri selama bepergian. Dengan harapan, satu sama lain dalam rombongan bisa saling melindungi dan memberikan manfaat.

Rasulullah bersabda; "Satu penunggang kuda adalah setan, dua penunggang kuda adalah setan, dan tiga orang adalah rombongan (memberi keselamatan)." (HR. At-Tirmidzi).

Dalam Biharul Anwar karangan Syeikh Muhammad Baqir al-Majlisi, dituliskan bahwa Nabi pernah bersabda, "Maukah kalian aku beri tahu tentang manusia yang paling buruk?" Orang-orang menjawab, "Ya, wahai Rasulullah." Lalu Nabi berkata, "Orang yang bepergian sendirian dan orang yang tidak mau menolong temannya, serta orang yang memukul hamba sahayanya."

Rasulullah juga mengatakan, "Pilihlah teman, baru kemudian tempuhlah perjalanan."
 

Menyiapkan bekal

Abu Bakar As-Shidiq adalah orang yang selalu menyiapkan perbekalan yang dibutuhkan Rasulullah ketika hendak bepergian.
 
Ubaid ibn Ismail berkata, "Aku menyiapkan bekal perjalanan Rasulullah di rumah Abu Bakar ketika Nabi hendak melakukan hijrah ke Madinah. Kami tak mendapatkan kain untuk mengikat bekal makanan dan minum Rasul. Lalu aku berkata kepada Abu Bakar, "Demi Allah, aku tak mendapatkan sesuatu untuk mengikat perbekalan kecuali kain ikat pinggangku". Kemudian Abu Bakar berkata, "Kalau begitu kamu potong dua kain ikat pinggangmu itu. Sepotong kamu gunakan untuk mengikat (wadah) air, dan potongan lainnya untuk mengikat bekal makanan. (HR. Bukhari).
 
Ketika dikaitkan dengan konteks mudik hari ini, bekal bukan melulu makanan dan minuman. Boleh jadi, pengertiannya mencakup alat penunjuk jalan semacam peta atau aplikasi yang dapat mengarahkan rute perjalanan, obat untuk pertolongan pertama, atau hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan pribadi selama di perjalanan.

 

Sedekah

Sedekah bisa menghalau keburukan. Dalam hadis yang diriwayatkan At-Thabarani, Nabi bersabda, "Sedekah itu menolak bala (bencana)." Sementara dalam riwayat lain, Rasul berkata "Sedekah itu menutup tujuh puluh pintu kejahatan."

Sedekah sebelum mudik bisa menjadi doa agar perjalanan ditempuh bisa aman dan lancar. Teknis sedekah, tak harus menunggu sampai di kampung halaman. Sedekah bisa dilakukan sebelum, atau selama di perjalanan.

 

Oleh-oleh

Serupa sedekah, bagi yang memanfaatkan liburan ini dengan mudik, menyiapkan oleh-oleh untuk keluarga di kampung halaman juga menjadi penting.

Alkisah, Umar ibn Khathab pernah meminta izin kepada Nabi untuk menunaikan umrah, lalu Rasulullah berkata, "Wahai saudaraku, sertakanlah kami dalam doa-doamu dan jangan lupakan kami." (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Pun sebaliknya. Ketika Nabi berpamitan untuk menempuh sebuah perjalanan, beliau bersabda, "Aku menitipkan agamamu, amanahmu, dan perbuatanmu yang terakhir kepada Allah." (HR. Ahmad)
 
Dalam riwayat lain, Nabi pernah mengingatkan para sahabat untuk saling memberi hadiah sebagai sarana menguatkan persatuan dan kasih sayang. Rasulullah bersabda, "Hendaklah kalian saling memberi hadiah. Karena hal itu akan membuat kalian saling mencintai.” (HR. Baihaqi).

Selain memperhatikan hal-hal di atas, baik pula mendirikan salat dua rakaat sebelum meninggalkan rumah.

Nabi bersabda, "Tidak ada amalan yang lebih utama ketika keluar rumah kecuali salat dua rakaat." (HR Al-Hakim). Anas ibn Malik menambahkan, setelah salat, dianjurkan membaca ayat kursi (QS. Al Baqarah: 255) dan QS. Quraisy (1-4).
 
Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu Syarhul Muhadzzab menjelaskan, dari kedua rakaat salat itu, rakaat pertama dianjurkan membaca surat QS. Al-Kafirun, dan QS. Al-Ikhlas pada rakaat berikutnya.


(SBH)