Hingga Akhir Tahun, Bus Gratis di Sejumlah Stasiun KRL Dikurangi

Medcom.id - Trik Perjalanan 03/08/2020
Photo by Barry Fathahillah from MI
Photo by Barry Fathahillah from MI

Oase.id- Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) memutuskan mengurangi layanan bus gratis bagi penumpang kereta rel listrik (KRL) secara bertahap. Pengurangan dilakukan hingga Desember 2020.
 
"Bus gratis tetap dipertahankan hingga akhir 2020, namun keberadaannya secara bertahap akan dikurangi," kata Kepala BPTJ, Polana B Pramesti, dalam keterangan tertulis, Senin, 3 Agustus 2020.
 
Polana mengatakan kebijakan diambil setelah evaluasi pemetaan karakteristik pengguna KRL dengan sejumlah pakar dan pemerhati transportasi. Hasil pemetaan menunjukkan karakteristik masyarakat pengguna KRL cukup beragam.

Mulai dari kalangan status sosial ekonomi bawah hingga status sosial ekonomi menengah. Kalangan status sosial ekonomi bawah memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap penggunaan KRL karena harga tiket yang terjangkau.

 

"Sementara pengguna KRL dari kalangan status sosial menengah yang mau dan mampu memanfaatkan layanan komuter selain KRL dengan harga tiket yang lebih tinggi, asal sesuai dengan pelayanan yang diberikan," kata Polana.
  
Sehingga, pihaknya mengambil langkah mengurangi layanan bus gratis karena dinilai kurang diminati. Namun, pengurangan bus tetap akan mempertimbangkan dinamika kondisi lapangan.
 
BPTJ berencana menyediakan dan meningkatkan layanan bus JR Connexion di wilayah Bogor dan sekitarnya. Kebijakan ini ditujukan bagi kelompok pengguna KRL ekonomi menengah yang bisa memanfaatkan moda lain bila tidak terakomodasi KRL.
 
BPTJ juga berencana menata angkot di wilayah Jabodetabek agar terintegrasi dengan Transjabodetabek. Hal ini ditujukan bagi pengguna KRL yang memiliki keterbatasan finansial.
 
"Jika Transjabodetabek ini dapat terintegrasi dengan baik secara sistem dengan angkot yang ada di Kota Bogor, maka akan dapat diandalkan menjadi angkutan alternatif," ujar Polana.
 
Polana tengah meminta seluruh pemerintah daerah Jabodetabek untuk mengajukan skema subsidi kepada pemerintah pusat terkait hal itu. Tujuannya tarif integrasi angkot dengan Transjabodeyabek dapat lebih terjangkau.


(SBH)