10 Adab Berdoa Menurut Imam Ghazali

Siti Mahmudah - Doa Sehari-hari Sujud Al-Quran 06/09/2021
Gambar oleh Konevi dari Pixabay
Gambar oleh Konevi dari Pixabay

Oase.id - Doa merupakan bentuk suatu ibadah dan kebutuhan hamba kepada Allah SWT. Lewat doa, kita bisa memohon kepada Allah SWT agar dikabulkan apa yang jadi harapannya. 

Hal ini tercantum dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
 
“Dan Tuhanmu telah berfirman, berdoalah pasti akan Aku (Allah) kabulkan.” (QS. Ghafir: 60)

Para ulama fikih, hadis, dan kebanyakan ulama dari salaf dan kontemporer menyebut doa adalah sunnah. 

Al-Qusyairy mengatakan, berdoa yang paling utama adalah berdasarkan waktu yang berbeda-beda dan pada keadaan tertentu serta makanan yang dimakan halal.

Berikut ini Oase.id merangkum 10 adab berdoa menurut Imam Ghazali:

1. Mencari waktu di hari-hari mulia. Seperti, hari Jum’at, hari Arafah, sepertiga malam dan bulan Ramadan. 

2. Mencari keadaan-keadaan yang mulia. Seperti keadaan dalam sujud, bertemunya dua pasukan perang, turunnya hujan, saat akan mendirikan dan setelah salat, serta ketika hati sedang peka dalam kelembutan.

3. Menghadap ke arah kiblat dengan mengangkat kedua tangan dan setelah berdoa mengusapkannya ke wajah. 

4. Menjaga suara antara yang keras dan suara pelan.

BACA JUGA: Mustajabnya Doa Ketika Sujud

5. Tidak perlu bersajak dalam berdoa. Artinya, tidak berlebih-lebihan dalam berdoa. Lebih utamanya menggunakan doa-doa yang ma’tsur. Sebagian ulama mengatakan, berdoalah dengan suara yang rendah dan cukup serta tidak menyengaja terlalu fasih dan dengan nada yang keras.  

6. Tunduk, patuh dan khusuk dalam berdoa. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah yang berbunyi: “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan kebaikan, dan mereka berdoa kepada Allah dengan penuh harapan dan kecemasan. (QS. Al-Anbiya: 90)

7. Meminta secara sungguh-sungguh dan meyakini harapannya akan dikabulkan. Seperti yang dikatakan sahabat Sufyan bin Uyainah bahwa, jangan pernah menghalangi seseorang dari kalian dari berdoa dengan apa yang diketahui pada jiwanya, karena Allah mengabulkan doa iblis sekalipun. 

8. Mengulang doa sebanyak 3 kali dan tidak berharap doanya akan lama dikabulkan.

9. Memulai doa dengan berzikir kepada Allah SWT seraya membaca salawat Nabi kepada Rasulullah ﷺ. Setelah memuji keharibaan Allah, kemudian ditutup dengan berdoa.

10. Bertobat. Yakni, mengembalikan hak-hak orang lain dan berharap sepenuhnya kepada Allah SWT.

Imam Ghazali pula mengatakan, doa adalah sebab tertolaknya takdir dan timbulnya rahmat, sebagaimana perisai yang merupakan sebab dalam tangkisan senjata, dan air merupakan sebab tumbuhnya tanaman di bumi. Karena perisai dapat mencegah panah dan saling  bertabrakan. Oleh karena itu, sama halnya dengan doa dan bencana. Allah menakdirkan sesuatu, juga sebab-sebabnya. 

Artinya, bahwa dalam berdoa haruslah menghadirkan hati dan memperlihatkan sikap sangat butuh, karena keduanya merupakan puncak dari suatu ibadah.

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam Al-Adzkar An-Nawawiyah karya al-Imam Abi Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi


(ACF)