Oase.id - Masjid bergaya Sudan berusia delapan abad di negara Afrika Barat, Pantai Gading, terbilang merupakan bangunan yang sangat unik. Ditambah dengan nilai sejarahnya yang tinggi, masjid bersejarah itu pun dimasukan ke dalam Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO. 

Penetapan itu dilakukan dalam sesi ke-44 Komite Warisan Dunia yang diadakan secara daring dan diketuai dari Fuzhou, China, pada 28 Juli 2021.

Delapan masjid batako kecil, di Tengrela, Kouto, Sorobango, Samatiguila, M'Bengue, Kong dan Kaouara dicirikan oleh kayu yang menonjol, penopang vertikal dimahkotai oleh tembikar atau telur burung unta, dan menara yang meruncing, begitu web UNESCO mendeskripsikan delapan masjid bergaya Sudan itu.

"Mereka menyajikan sebuah interpretasi dari gaya arsitektur diperkirakan berasal sekitar abad ke-14 di kota Djenne, bagian dari Kekaisaran Mali, yang makmur dari perdagangan emas dan garam melintasi Sahara ke Afrika Utara," sebut UNESCO. 

Disebutkan bahwa, bangunan-bangunan itu memberikan kesaksian yang sangat penting tentang perdagangan trans-Sahara yang memfasilitasi perluasan Islam dan budaya Islam serta mencerminkan perpaduan bentuk arsitektur Islam dan lokal dalam gaya yang sangat khas yang bertahan dari waktu ke waktu.

Kedelapan masjid tersebut dipilih dari dua puluh masjid lainnya yang terletak di bagian utara Pantai Gading karena nilai sejarah, budaya dan spiritualnya.

Menteri Kebudayaan negara itu, Harlette Badou N'guessan Kouame mengatakan bangunan keagamaan ini bersaksi tentang pengetahuan leluhur, dan dengan prasasti pada daftar warisan dunia, Pantai Gading ingin melestarikan kenangan dan mempromosikan nilai-nilai artistik yang ada. melekat pada mereka.

Negara ini memiliki empat situs warisan dunia, termasuk Kota Bersejarah Grand-Bassam serta tiga situs alam lainnya, termasuk Taman Nasional Comoe, Taman Nasional Tai, dan Cagar Alam Ketat Gunung Nimba. Item akhir

(ACF)