Kemenag: 34,6 Juta Pernikahan di Indonesia Tak Tercatat

N Zaid - Pernikahan 30/09/2025
Ilustrasi: Pixabay
Ilustrasi: Pixabay

Oase.id - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama, Abu Rokhmad, mengungkapkan adanya tren penurunan pencatatan pernikahan di kalangan generasi muda Indonesia. Pada 2025, tercatat sekitar 1,5 juta pasangan menikah secara resmi, namun jumlah pernikahan yang tidak tercatat justru jauh lebih besar.

Abu Rokhmad menjelaskan bahwa ada sekitar 70 juta warga Indonesia yang telah memasuki usia siap menikah. Ia menekankan pentingnya pencatatan resmi agar pasangan dan anak-anak mereka terlindungi dari sisi hukum.

“Ada 34,6 juta yang menikah tapi tidak tercatat. Nikah siri itu sah secara agama, tapi tidak tercatat di bumi, sehingga istri dan anak tidak terlindungi secara hukum. Kami ingin mendorong agar pernikahan tercatat di langit dan di bumi,” ujar Abu Rokhmad dalam acara Bincang Syariah Goes to Campus di Universitas Indonesia, Depok, Senin (29/9/2025).

Edukasi Pernikahan Resmi Lewat Kampus

Program Bincang Syariah Goes to Campus merupakan inisiatif Ditjen Bimas Islam yang telah hadir di sejumlah perguruan tinggi, termasuk UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan UIN Alauddin Makassar. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian Blissful Mawlid dengan tema Membumikan Shalawat, Merawat Jagat.

“Kehadiran kami di sini (UI) bukan hanya seremonial, tapi untuk membuka kolaborasi ke depan dalam riset, edukasi, dan dakwah yang berdampak nyata bagi umat,” tambah Abu Rokhmad.

Program Pendukung Generasi Muda

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, menilai kegiatan ini sebagai ruang strategis mempertemukan mahasiswa dengan ulama, akademisi, dan tokoh agama.

“Kita ingin isu-isu agama tidak hanya dipahami secara tekstual, tetapi dikaitkan dengan problem lingkungan, sosial, dan kemanusiaan yang sedang kita hadapi bersama,” jelasnya.

Selain diskusi, Bimas Islam juga menggagas program Nikah Fest di Masjid Istiqlal untuk membantu pasangan muda yang terkendala biaya. Menurut Arsad, sudah ada 100 pasangan yang menikah melalui program ini, bahkan BAZNAS turut mendukung dengan bantuan modal usaha pasca pernikahan.

“Ini bagian dari ikhtiar menjaga generasi muda agar siap membangun keluarga sakinah,” tegasnya.

Bimas Islam juga menggandeng para mosque travelers dan influencer untuk menyebarkan konten positif seputar masjid di media sosial. Kolaborasi dengan kampus, termasuk Universitas Indonesia, diharapkan semakin memperkuat gerakan ini.

"Kita ingin mahasiswa tidak hanya cerdas secara akademis, tapi juga peduli lingkungan, sosial, dan keagamaan,” pungkas Arsad.(kemenag)


(ACF)
TAGs: Pernikahan