Menelusuri Tashkent: Wajah Modern Uzbekistan yang Tetap Menjaga Akar Tradisinya
Oase.id - Uzbekistan kini tampil sebagai negara yang berhasil memadukan tradisi lama dengan wajah modern yang terus berkembang. Setelah merdeka dari Uni Soviet pada 1991 dan melewati masa panjang di bawah pemerintahan Islam Karimov, negeri di jantung Asia Tengah ini memasuki babak baru sejak Presiden Shavkat Mirziyoyev berkuasa pada 2016.
Kebijakan keterbukaan, kebebasan beragama, dan hubungan yang lebih hangat dengan negara tetangga mengubah identitas politik Uzbekistan menjadi lebih terbuka dan progresif.
Secara ekonomi, Uzbekistan dulu dikenal bergantung pada kapas—disebut “emas putih”—sebagai komoditas utama. Namun, bencana menyusutnya Laut Aral menjadi peringatan akan dampak ekologis dari ketergantungan tersebut. Kini, ekonomi Uzbekistan semakin beragam: gas alam, minyak, uranium, dan emas turut menopang pertumbuhan, sementara proyek Belt and Road Initiative dari Tiongkok, perdagangan dengan Rusia, dan investasi dari Türkiye memperluas prospek masa depan negara ini.
Dengan populasi lebih dari 34 juta jiwa—terbesar di Asia Tengah—Uzbekistan menikmati energi muda dari generasi barunya. Setelah kebebasan beragama direstorasi pasca-Soviet, masjid dan madrasah kembali ramai, sementara perempuan semakin aktif dalam pendidikan dan dunia kerja, meski nilai-nilai keluarga tradisional masih dijaga kuat.
Menyapa Tashkent: Simbol Perpaduan Lama dan Baru
Sebagai ibu kota, Tashkent mencerminkan semangat Uzbekistan yang sedang menatap masa depan tanpa melupakan masa lalu. Jalan-jalan lebarnya dipenuhi gedung monumental peninggalan era Soviet yang berdampingan dengan menara kaca modern dan madrasah tua berusia ratusan tahun. Di setiap sudut, kota ini memperlihatkan keseimbangan antara ketenangan dunia lama dan semangat zaman baru.
Galeri Seni Bawah Tanah
Salah satu daya tarik Tashkent adalah jalur metro yang dibuka pada 1977—lebih mirip galeri seni bawah tanah daripada sekadar sarana transportasi. Setiap stasiun memiliki tema berbeda: Stasiun Alisher Navoi menampilkan motif klasik Uzbekistan, Kosmonavtlar memberi penghormatan pada eksplorasi luar angkasa dengan mozaik biru, dan Mustaqillik Maydoni memancarkan semangat kemerdekaan.
Selain keindahan artistik, pengalaman menaiki metro ini juga memperlihatkan budaya sopan santun masyarakat Uzbekistan. Pemandangan anak muda yang menawarkan tempat duduk kepada orang tua menjadi hal biasa—bukti bahwa nilai hormat masih hidup di tengah modernitas.
Jejak Spiritual di Jantung Kota
Tak jauh dari pusat kota, berdiri Kompleks Hazrati Imam atau Khast Imam, salah satu situs spiritual paling penting di dunia Islam. Di sinilah tersimpan salah satu salinan Al-Qur’an tertua. Kehadiran kompleks ini memberikan dimensi spiritual yang mendalam bagi Tashkent, menyeimbangkan wajah modern kota dengan akar religiusnya.
Kota yang Hidup dan Hangat
Tashkent juga dikenal dengan taman-taman luas dan jalan yang rindang. Pasar tradisional Chorsu Bazaar menjadi jantung kehidupan lokal—penuh aroma rempah, warna kain sutra, dan keranjang buah delima serta aprikot. Di sini, wisatawan bisa mencicipi pilaf (nasi khas Uzbekistan), samsa, dan teh hijau sambil berbincang santai dengan pedagang ramah.
Semangat Uzbekistan Modern
Untuk memahami semangat baru Uzbekistan, Tashkent adalah tempat yang tepat. Warisan kolonial Rusia dan Soviet masih terlihat dalam tata kota yang teratur dan bangunan monumental, tetapi kini berdampingan dengan festival jazz, galeri seni, dan kafe modern di Broadway Street.
Pada hari Jumat, keluarga masih berkumpul di halaman rumah untuk memasak pilaf, sementara anak muda menikmati akhir pekan dengan musik dan seni. Di tengah modernisasi, keramahan khas Uzbekistan tetap terasa—senyum hangat, ajakan minum teh bersama, dan kebiasaan berbagi adalah napas kehidupan sehari-hari di ibu kota ini.
Menyatu dengan Sejarah Besar
Uzbekistan bukan sekadar Tashkent. Kota-kota bersejarah seperti Bukhara dan Samarkand tetap menjadi simbol kejayaan peradaban Islam-Turki, sementara Khiva menyimpan keheningan masa lalu yang menawan. Tashkent hadir sebagai wajah masa kini—tempat di mana iman bertemu teknologi, dan tradisi berpadu dengan inovasi.
Bagi para pelancong, menjelajahi Uzbekistan adalah perjalanan menelusuri lapisan sejarah dan budaya yang masih hidup. Di setiap langkahnya, Anda bisa merasakan denyut peradaban lama yang terus beradaptasi dengan zaman. (dailysabah)
(ACF)