Kisah Wafatnya Nabi Muhammad SAW

Siti Mahmudah - Nabi Muhammad Saw 06/05/2021
Masjid Nabawi, tempat Nabi Muhammad SAW dimakamkan (Gambar oleh Konevi dari Pixabay)
Masjid Nabawi, tempat Nabi Muhammad SAW dimakamkan (Gambar oleh Konevi dari Pixabay)

Oase.id - Tepat pada 10 Hijriah ketika pelaksanaan haji wada' wukuf di Padang Arafah saat Nabi Muhammad ﷺ memberikan khutbah, ada satu kalimat yang mengisyarakatkan bahwa beliau akan meninggal dunia.

Bunyi khutbahnya, yakni:

"Wahai manusia, perhatikanlah kata-kataku ini. Aku tidak tahu, kalau-kalau sesudah tahun ini, dalam keadaan seperti ini, aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian."

Usai itu, Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Maidah ayat 3:

“Pada hari ini telah aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridai Islam sebagai agama bagimu.” (QS. Al-Maidah:3)

Diriwayatkan pula, bahwasanya setelah turun ayat ini, sahabat Umar menangis. Maka Nabi ﷺ berkata kepadanya: "Kenapakah engkau menangis, hai Umar?"

Jawab Umar: "Aku menangis, karena dulu kita senantiasa ditambahi agama kita. Dan apabila agama kita telah sempuma, maka sesungguh- nya tak ada sesuatu pun yang telah sempuna, kecuali berkurang."

Nabi menjawab: "Kau benar.”

Ketika turun ayat ini, Nabi ﷺ tidak kuat menanggung. Beliau bersandar pada untanya, sehingga unta itu mendekam, maka turunlah Jibril Alaihis salaam (AS) lalu berkata:

"Ya Muhammad, sesungguhnya pada hari ini selesailah sudah urusan agamamu, dan berhentilah apa yang diperintahkan Tuhanmu dan apa yang Dia larang terhadapmu. Maka kumpulkanlah sahabat- sahabatmu dan beritahukan kepada mereka, bahwa aku takkan turun lagi kepadamu sesudah hari ini.”

Maka pulanglah Nabi ﷺ dari Makkah, datang ke Madinah. Lalu dikumpulkannya sahabat-sahabatmya dan dia bacakan kepada mereka ayat tersebut. Lalu dia beritahukan kepada mereka apa yang telah dikatakan Jibril. 

Maka para sahabat-sahabatnya bergembira seraya mengatakan, "Sesungguhnya telah sempurna agama kita.” Adapun Abu Bakar benar-benar sedih, lalu datang ke rumahnya dan ditutupnya pintu Ialu tengggelam dalam tangis siang dan malam. 

Hal tersebut akhirya didengar oleh para sahabat lainnya. Mereka berkumpul, lalu datang ke rumah Abu Bakar dan berkata: "Hai Abu Bakar, kenapakah Anda menangis pada saat bergembira dan bersuka ria dikarenakan Allah Ta’ala telah menyempurnakan agama kita?”

Jawab Abu Bakar: "Hai kalian tidak tahu musibah apa yang telah menimpamu. Tidakkah kalian mendengar, bahwasanya apabila suatu perkara telah sempuma, maka mulailah ia berkurang. Dan ayat ini memberitahukan tentang perpisahan kita, tentang Hasan dan Husain yang akan menjadi yatim, dan tentang istri-istri Nabi ﷺ yang akan menjadi janda."

Usai penjelasan Abu Bakar, terdengarlah jeritan di antara para sahabat itu dan mereka menangis semua. Lalu, yang lain mendengar tangisan itu dari kamar Abu Bakar dan mereka datang kepada Nabi ﷺ, lalu berkata: "Ya Rasulullah kami tidak tahu akan hal sahabat- sahabat itu. Hanya saja kami mendengar tangisan dan jeritan mereka.”

Maka berubahlah roman Nabi ﷺ lalu ia cepat-cepat bangkit, sehingga sampailah beliau kepada sahabat-sahabat itu, di mana beliau melihat mereka dalam keadaan seperti itu. Maka Nabi ﷺ bertanya: "Kenapakah kalian menangis?"

Ali menjawab: "Sesungguhnya Abu Bakar berkata aku mendengar dari ayat ini harum wafat Rasulullah”. Benarkah ayat ini menunjukkan wafatmu?"

Jawab Nabi ﷺ: "Benarlah apa yang dikatakan Abu Bakar itu. Sesungguhnyaa telah dekat kepergianku dari sisimu, dan telah tiba saat perpisahanku denganmu.”

Mendengar ucapan itu, Abu Bakar menjerit keras dan tersungkur tidak sadarkan diri, sedang Ali gemetar, sementara sahabat-sahabat lainnya terguncang, takut semuanya dan menangis hebat. Bahkan, gunung-gunung, batu-batu, cacing-cacing, binatang di hutan dan lautan serta malaikat-malaikat di langit ikut menangis pula.

Selanjutnya, Nabi ﷺ bersalaman dengan sahabat-sahabatnya satu persatu berpamitan dengan mereka. Maka menangislah seraya berwasiat kepada mereka. Kemudian Nabi ﷺ masih sempat hidup sesudah turun ayat ini selama 81 hari. 

Beberapa hari saat menjelang wafat, Rasul merasakan sakit yang semakin parah, suhu tubuhnya semakin meninggi. Sampai pada waktunya ajal menjemput, Nabi Muhammad ﷺ berada di pangkuan Aisyah Radiyallaahu anhu (RA).

Sambil menengadahkan wajah ke atas, Rasul berucap, "Ya Allah, ampuni dan kasihanilah aku. Pertemukanlah aku dengan teman-teman yang tinggi (kedudukannya). Ya, Allah pertemukanlah aku dengan teman-teman (yang tinggi kedudukannya).”

Kalimat tersebut diucapkan Nabi Muhammad ﷺsebanyak 3 kali. Sambil bersandar di antara dada dan leher Aisyah dan tidak lama tepat pada 12 Rabiul Awwal tahun Hijriah beliau menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang.

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam Durratun Nashihin karya Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir al-Khaubawiy
 


(ACF)