Pesan Imam Syafii ketika Kesal Menghadapi Komentar Nyinyir Netizen

Fera Rahmatun Nazilah - Psikologi Remaja 20/03/2020
Photo by Gilles Lambert on Unsplash
Photo by Gilles Lambert on Unsplash

Oase.id- Dalam proses interaksi, adakalanya kita dihadapkan komentar-komentar negatif dari orang-orang di sekitar. Terlebih di media sosial, yang tak terbatas jarak dan waktu. Netizen bisa saja meninggalkan komentar negatif yang membuat kita down dan sakit hati. 

Tak ada seorang pun yang bisa terhindar dari komentar miring. Bahkan, Nabi Muhammad Saw yang dijaga dari dosa-dosa pun pernah dicibir dan dicaci oleh orang-orang yang membencinya.

Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i atau yang dikenal dengan Imam Syafi’i pernah menulis sebuah syair;

Tidak ada seorang pun yang bisa menghindari komentar orang lain
Meskipun dia seorang Nabi yang disucikan
Kalau diam saja, dibilang bisu
Jika menanggapinya, akan dibilang terlalu banyak bicara
Sekalipun dia ahli salat dan puasa
Mereka tetap berkomentar buta; itu hanya untuk pamer dan tipu daya

Sebagaimana syair Imam Syafi’i, kita pun mungkin akan serba salah ketika menanggapi nyinyiran waganet. Diam, dianggap lemah. Membalas, urusan makin panjang. 

Lalu bagaimana cara terbaik menghadapi komentar buruk di medsos?

 

Sarana introspeksi diri

Saat ada warganet yang mengomentari unggahan, lihatlah apakah tanggapan tersebut berupa komentar yang membangun atau justru menjatuhkan.

Jadikan komentar warganet sebagai sarana introspeksi diri agar kita bisa jadi pribadi yang lebih baik.

 

Namun apabila komentar itu tak berdasar dan hanya bertujuan untuk menjatuhkan, biarkan saja dan jangan ambil pusing. Jangan buang-buang energi untuk berdebat dengan orang yang membencimu.

Sebuah pepatah Arab berkata, "Tidak menjawab perkataan orang bodoh, itulah jawabannya."

Rasulullah Saw pernah berpesan agar umatnya meninggalkan perkara yang tak bermanfaat. Nabi bersabda, "Di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah ia meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. Tirmidzi)

 

Baca: Body Shaming! Ini tubuhku, Kenapa Jadi Masalah Bagimu?

 

Jaga emosi dan jangan marah

Tatkala kesal dengan komentar negatif di medsos, tahanlah emosi dan jangan langsung membalas dengan amarah. Sering kali perkataan yang diucapkan saat marah justru menimbulkan penyesalan.

Sahabat Ali bin Abi Thalib Ra pernah berkata, “Jauhilah marah. Sesungguhnya permulaan marah adalah kegilaan dan akhirnya merupakan penyesalan.”

 

Pelihara lisan

Mulut adalah anggota tubuh yang ringan namun bisa menyakitkan hati seseorang. Sebuah persaudaraan bisa jadi renggang karena ucapan. Seseorang, bahkan bisa dipidana karena sebuah ujaran kebencian yang berasal dari lisan.

Islam memerintahkan umatnya untuk menjaga lisan dan perkataan. Rasulullah Saw bersabda;

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka katakanlah perkataan yang baik atau jika tidak maka diamlah.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Menurut Imam Syafi’i makna hadis ini adalah, “Jika engkau hendak berkata, maka berpikirlah terlebih dahulu. Jika yang tampak adalah kebaikan, maka ucapkanlah. Sebaliknya, jika yang muncul adalah keburukan atau bahkan engkau ragu-ragu, maka tahanlah dirimu.” 

Saat berkomentar di media sosial, sejatinya kita sedang berbicara melalui tulisan. Maka janganlah sesekali berkomentar buruk dan menyakitkan. 

Setiap perkataan yang diucapkan dan semua kalimat yang dituliskan sesungguhnya akan dicatat oleh malaikat dan dipertanggung-jawabkan di akhirat kelak. 

Allah Swt berfirman;

“Tiada suatu perkataan yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 18).

 

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam  Diwan Al-Imam Asy-Syafi’i karya Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i, dan Asy-Syarhul Kabir ‘Alal Arba’in An-Nawawiyyah, Al-Khalqul Kamil karya Muhammad Ahmad Jad Al-Maula.


(SBH)