Manusia Lebih Banyak Diam di Rumah, Ini Perubahan yang Terjadi pada Bumi

Media Indonesia - Lingkungan Hidup 06/04/2020
 Photo by Skeeze from Pixabay
Photo by Skeeze from Pixabay

Oase.id- Bukan saja tingkat polusi udara yang turun jauh, berkurangnya aktivitas manusia akibat pandemi korona (Covid-19) juga telah menurunkan gerakan kerak bumi. Hal ini diketahui dari penelitian para seismolog di beberapa negara.

Para seismolog mengumpulkan data dari ribuan detektor yang ditempatkan di berbagai bagian dunia untuk mengukur gelombang seismik ambien. Gelombang ini merambat melalui sekitar kerak bumi saat terjadi gempa.

Paula Koelemeijer, seismolog yang berbasis di London, melaporkan jika penurunan kebisingan seismik juga terjadi di kota itu setelah penutupan 40 stasiun kereta bawah tanah. 

Sementara, Stephen Hicks, ahli gempa bumi di Imperial College London menyebutkan, detektor di jalan raya M4, juga mencatat penurunan rata-rata tingkat kebisingan seismik terjadi pada siang hari.

Dengan begitu peneliti bisa mendeteksi pergerakan seismik yang kecil yang selama ini tertutupi oleh kebisingan aktivitas manusia. 

 

"Kita membuat sesuatu yang besar untuk pencatatan seismik dan kita mungkin bisa belajar sesuatu di sini mengenai bagian lain dari lingkungan. Di masa depan, mungkin sejumlah individu akan lebih  kritis dengan mengubah kebiasaan mereka, menghindari bepergian satu orang satu mobil," ungkap Lecocq dikutip dari The Independent.

Meski lockdown yang berdampak pada turunnya aktivitas manusia dan berdampak pada kemudahan seismolog mendeteksi sinyal gempa, Dr Lecocq mengatakan tidak ada bukti bahwa penurunan aktivitas manusia akan membuat gempa bumi lebih kecil kemungkinannya.

Akan tetapi, Andy Frassetto, seismolog di Washington DC mengatakan jika lockdown terus diberlakukan dalam beberapa bulan mendatang, detektor yang terletak di kota harus lebih baik dalam mendeteksi lokasi susulan gempa. 

"Anda akan mendapatkan sinyal dengan kebisingan lebih sedikit di bagian atas, memungkinkan untuk mendapatkan informasi lebih banyak dari peristiwa tersebut," jelasnya dikutip dari Nature. 


(SBH)