Mencicipi sejarah: Potongan Manis Warisan Ottoman di Bursa, Turki

Oase.id - Di Bursa, Turki, sebuah kota yang terkenal akan kekayaan tradisi kulinernya, sebuah bisnis lokal telah melestarikan hidangan penutup unik era Ottoman selama 30 tahun terakhir. Terinspirasi oleh cita rasa istana kekaisaran, hidangan lezat ini – yang terbuat dari madu, krim kental (kaymak), dan buah-buahan musiman – terus menarik pengunjung lokal dan internasional.
Secara historis, madu memiliki tempat khusus dalam masakan Ottoman, melambangkan rasa manis dan digunakan tidak hanya karena rasanya tetapi juga karena khasiat penyembuhannya. Madu merupakan bahan dasar dalam berbagai hidangan, termasuk halva, serbat, selai, dan buah-buahan kering.
Di meja-meja kerajaan, piring buah yang dilumuri madu menjadi pusat perhatian. Buah ara, kurma, dan aprikot biasanya disajikan dengan dicelupkan ke dalam madu atau dimasak dengannya, sementara irisan melon atau semangka diberi kaymak dan dilumuri madu untuk suguhan mewah. Di kalangan masyarakat umum, kombinasi seperti anggur dengan madu dan krim juga populer.
Meskipun tebu menjadi lebih umum dalam masakan Ottoman setelah tahun 1517 – secara bertahap menggantikan madu dan molase – tradisi penganan manis berbahan dasar madu tetap bertahan, terutama di Bursa.
Sebuah toko makanan penutup lokal tetap setia pada warisan ini dengan menawarkan hidangan yang disebut "ballı-kaymaklı meyve" – campuran madu, krim kental, dan buah-buahan. Resepnya diwariskan turun-temurun, dan kini dibuat dengan produk segar, lokal, dan musiman.
Menjaga Tradisi Tetap Hidup
Ilhan Şahin, 50 tahun, pemilik bisnis tersebut, menjelaskan bahwa makanan penutup ini awalnya terinspirasi oleh kakeknya, yang mengikuti tradisi Ottoman. "Saya dari Bursa, dan kami melanjutkan tradisi yang diwariskan oleh kakek kami. Kami telah membuat makanan penutup ini selama 30 tahun," ujarnya.
Di musim panas, mereka menggunakan buah-buahan seperti pisang, stroberi, buah ara, persik, anggur, dan plum. Di musim dingin, pilihannya beralih ke jeruk, jeruk mandarin, dan kurma. "Kaymak dan madu adalah bahan-bahan penting – keduanya tak pernah berubah," ujar Şahin.
Şahin menekankan bahwa hidangan penutup ini telah menjadi favorit baik di kalangan pelanggan tetap maupun pengunjung baru. "Kami menerima umpan balik yang luar biasa dari pelanggan kami. Beberapa bahkan menghubungi kami di malam hari dan meminta kami untuk buka lebih lama agar mereka dapat menikmatinya," ujarnya. "Orang-orang datang di segala musim untuk mencoba hidangan penutup ini."
Ia juga menekankan komitmen mereka terhadap keaslian dan kualitas: "Kami telah berusaha untuk tetap setia pada konsep asli dari masakan Ottoman. Responsnya luar biasa. Buah-buahan kami segar dan bersumber dari kebun kami sendiri atau pertanian lokal." (dailysabah)
(ACF)