Kisah Tragis Stephane Charbonnier, Dalam Kasus Kartun Nabi Muhammad SAW di Charlie Hebdo

N Zaid - Diskriminasi Islam 01/10/2025
Stephane Charbonnier. Foto: AFP
Stephane Charbonnier. Foto: AFP

Oase.id - Stéphane Charbonnier, atau yang dikenal dengan nama pena Charb, adalah jurnalis dan kartunis asal Prancis. Ia pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah satir Charlie Hebdo dan dikenal luas setelah majalah tersebut menerbitkan karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad ﷺ pada tahun 2012 dan 2015.

Penerbitan karikatur tersebut memicu kemarahan di berbagai negara Muslim. Banyak pihak menilai tindakan itu sebagai bentuk penghinaan terhadap Nabi Muhammad ﷺ, sementara di Prancis hal itu diperdebatkan dalam konteks kebebasan berekspresi.

Berikut sejumlah fakta mengenai Stéphane Charbonnier dan kontroversi yang melibatkan namanya.

1. Latar Belakang dan Karier

Stéphane Charbonnier lahir pada 21 Agustus 1967 di Conflans-Sainte-Honorine, Prancis. Sejak muda, ia tertarik pada dunia seni gambar dan satir politik. Charbonnier bergabung dengan majalah Charlie Hebdo pada 1992 dan kemudian menjabat sebagai pemimpin redaksi pada 2009.

Sebagai kartunis, ia dikenal memiliki gaya kritik sosial yang tajam dan kerap menyoroti isu politik serta keagamaan.

2. Penerbitan Kartun Nabi Muhammad ﷺ

Kontroversi besar muncul pada 2012 ketika Charlie Hebdo menerbitkan kartun yang menggambarkan sosok Nabi Muhammad ﷺ. Publikasi tersebut memicu gelombang protes dan kecaman dari umat Islam di seluruh dunia.

Situasi serupa kembali terjadi pada 2015, saat majalah itu kembali menampilkan karikatur serupa. Di banyak negara Muslim, penerbitan itu dianggap sebagai tindakan yang menyinggung dan melanggar nilai-nilai keagamaan.

3. Pernyataan Charbonnier

Dalam beberapa wawancara, Stéphane Charbonnier menyatakan bahwa penerbitan karikatur tersebut merupakan bentuk ekspresi kebebasan pers di Prancis. Ia menyebut bahwa tujuannya adalah mengkritik ekstremisme agama, bukan menyerang keyakinan tertentu.

Pernyataannya itu kemudian menimbulkan perdebatan luas di tingkat internasional, terutama mengenai batas antara kebebasan berekspresi dan penghormatan terhadap agama.

4. Serangan terhadap Kantor Charlie Hebdo

Pada 7 Januari 2015, dua orang bersenjata menyerang kantor Charlie Hebdo di Paris. Serangan tersebut menewaskan 12 orang, termasuk Stéphane Charbonnier. Kejadian itu mengguncang dunia dan menimbulkan reaksi beragam, baik dari pemerintah maupun masyarakat internasional.

Peristiwa ini kemudian menjadi titik penting dalam diskusi global mengenai keamanan jurnalis, kebebasan berekspresi, dan sensitivitas terhadap agama.

5. Tanggapan Dunia Islam

Banyak negara dan organisasi Islam mengutuk penerbitan karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad ﷺ. Umat Islam menegaskan bahwa penggambaran Nabi dilarang dalam ajaran Islam karena dapat menodai kehormatan beliau.

Sejumlah ulama menyerukan agar umat menanggapi penghinaan dengan cara yang damai dan penuh kebijaksanaan. Mereka mengingatkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ sendiri selalu menunjukkan akhlak mulia dalam menghadapi penentangan dan hinaan di masanya.


(ACF)