Masjid-masjid Skotlandia Tingkatkan Keamanan di Tengah Gagalnya Rencana Teror dan Serangan Kebencian

N Zaid - Diskriminasi Islam 14/09/2025
Masjid di Skotlandia. Foto: Ist
Masjid di Skotlandia. Foto: Ist

Oase.id - Masjid-masjid di seluruh Skotlandia meningkatkan langkah keamanan secara signifikan, termasuk mempekerjakan penjaga pribadi dan menerapkan pengamanan 24 jam. Langkah ini dilakukan menyusul rencana teror yang digagalkan serta meningkatnya serangan Islamofobia.

Omar Afzal dari Asosiasi Masjid Skotlandia mengungkapkan bahwa komunitas Muslim kini diliputi rasa takut dan kekhawatiran. “Mereka merasa benar-benar terancam dan sangat rentan. Masjid-masjid di seluruh negeri benar-benar meninjau dan memperketat langkah keamanan mereka,” ujarnya.

Sejumlah masjid telah mempekerjakan penjaga pribadi, termasuk Masjid Pusat Glasgow—yang terbesar di negara itu—yang kini mendapat pengamanan 24 jam. Menurut Afzal, kebijakan ini mencerminkan meningkatnya ancaman dalam beberapa bulan terakhir.

Sejumlah insiden menambah kekhawatiran tersebut. Pada Maret, seorang remaja melemparkan cat ke sebuah masjid di Aberdeen dan memecahkan jendela saat jamaah berada di dalam. Sebulan kemudian, vandalisme menargetkan masjid di Elgin untuk ketiga kalinya, kembali merusak jendela.

Baru-baru ini, Pusat Islam Newton Mearns melaporkan insiden penyerangan terhadap seorang siswi Muslim di jalan, disertai ancaman kepada komunitas Muslim setempat.

Pada Agustus, seorang remaja 17 tahun yang digambarkan pengadilan sebagai “terobsesi Nazi” dijatuhi hukuman 10 tahun penjara setelah berencana membakar Inverclyde Muslim Center di Greenock. Remaja tersebut sebelumnya berteman dengan jamaah untuk memperoleh akses ke dalam masjid sebelum merencanakan pembunuhan massal.

“Jika bukan karena intervensi Kepolisian Skotlandia, kita mungkin menyaksikan serangan teroris yang menelan korban massal,” kata Afzal.

Ia memperingatkan bahwa iklim Islamofobia kian memburuk. “Sekarang orang semakin berani mengucapkan hal-hal bernada kebencian di depan umum. Serangan terhadap Muslim, masjid, dan hotel yang menampung pencari suaka seolah menjadi hal biasa. Kita tidak bisa lagi berpuas diri di Skotlandia dan berpikir kebal dari situasi yang terjadi di Inggris atau Eropa. Retorika beracun dari politisi kini tercermin di media dan di jalanan,” tegasnya.

Afzal juga menyoroti bahwa rekomendasi hasil penyelidikan publik mengenai Islamofobia di Skotlandia belum ditindaklanjuti. “Kami sudah memperkirakan ini akan terjadi. Sekarang saatnya mengambil tindakan nyata,” ujarnya.

Menteri Pertama Skotlandia, John Swinney, menegaskan bahwa kekerasan, prasangka, rasisme, Islamofobia, dan antisemitisme tidak memiliki tempat di masyarakat. “Tidak seorang pun boleh menjadi sasaran kebencian. Pemerintah akan memastikan setiap orang yang tinggal di Skotlandia terlindungi, dan kita harus bersatu menentang siapa pun yang ingin menggunakan kekacauan sebagai alat untuk memecah belah,” katanya.

Ia menambahkan, “Skotlandia adalah masyarakat yang beragam dan multikultural, tempat semua orang diterima. Namun, kita tidak kebal dari tindakan kejam dan sesat sebagian kecil orang. Karena itu, kita harus tetap waspada.” (5spillarsuk.com)

 


(ACF)