Festival Keju Terbesar Dunia di Swiss: Surga bagi Para Penjelajah Rasa

N Zaid - Kuliner 29/11/2025
Festival Keju Swiss. Foto: AP
Festival Keju Swiss. Foto: AP

Oase.id - Hal pertama yang menyambut pengunjung World Cheese Awards bukanlah pemandangan, melainkan… aroma. Ya, festival keju paling bergengsi di dunia ini langsung “mengguncang” hidung sebelum memanjakan lidah. Mulai dari wangi lembut hingga aroma yang dijuluki mirip “kaus kaki lembap” atau “anjing sakit”—inilah pesta keju yang benar-benar memainkan seluruh indra.

Di edisi ke-37 yang digelar di Bern, Swiss, 13 November ini para pencinta kuliner dari berbagai negara memadati hall pameran yang dipenuhi lebih dari 5.200 jenis keju dari 46 negara. Swiss, sebagai negeri yang identik dengan keju, tentu menjadi pemain besar dengan hampir seperlima total peserta.

Begitu melewati “kabut aroma” yang memenuhi ruangan, pengunjung disambut pemandangan yang memanjakan mata: roda-roda keju raksasa, tekstur yang beragam, warna-warna yang menggoda, hingga potongan keju creamy yang tampak lumer sempurna.

John Farrand, Managing Director Guild of Fine Food asal Inggris, mengatakan banyak orang yang sebenarnya belum menemukan keju yang cocok untuk mereka.

“Banyak yang bilang tidak suka keju. Padahal, mereka hanya belum menemukan yang tepat,” ujarnya sambil menunjuk deretan keju biru dari yang paling lembut hingga yang paling “berkarakter”.

Ia bahkan menceritakan pengalaman mencium aroma keju Emmentaler seberat 120 kilogram yang baru dibelah.

“Aromanya langsung menghantam, dan anehnya justru membuat lapar,” katanya sambil tertawa.

Dunia Keju yang Penuh Kejutan

Tidak semua orang siap bertualang dengan keju-keju ekstrem seperti Époisses de Bourgogne yang terkenal super tajam, atau keju dari susu unta, kerbau, hingga keledai. Namun bagi para petualang rasa, inilah surganya. Ada yang creamy, ada yang rapuh, ada yang begitu lembut hingga lumer sebelum menyentuh lidah.

Sementara itu, para juri—sekitar 265 orang dari berbagai negara—sibuk menilai ribuan sampel secara blind test. Dengan celemek kuning, mereka mencium, mengiris, menekan, mencicipi, dan menilai keju berdasarkan aroma, tekstur, rasa, hingga “mouthfeel”. Untuk menjaga netralitas, semua keju tanpa label dan tanpa identitas negara asal.

Penilaian dilakukan sangat teliti hingga akhirnya terpilihlah kategori "Super Gold", sebelum 14 keju terbaik masuk babak final “Super Jury”.

Paul Thomas, salah satu pembuat keju dari Jerman, bahkan sempat mencicipi keju biru bertabur ceri. Ia menyebut pengalaman rasanya ibarat melakukan perjalanan rasa dari awal yang memikat hingga akhir yang sedikit mengejutkan.

Si Juara Tahun Ini

Pemenang tahun ini datang dari tanah kelahiran festival: Spezial Gruyere dari Vorderfultigen Mountain Dairy, sekitar 20 kilometer dari Bern. Keju susu sapi mentah ini diproses dengan penggaraman kering dan dimatangkan lebih dari 18 bulan—hasilnya: rasa kompleks yang memukau para juri.

Posisi kedua diraih keju creamy berbunga indah dari daerah Basque Prancis, disusul oleh Appenzeller Edel-Würzig asal Swiss.

Keju dari Inggris, Jepang, Belanda, Slovakia, hingga Amerika Serikat juga turut masuk jajaran finalis.

Pesta Keju yang Layak Masuk Bucket List Traveler Kuliner

World Cheese Awards bukan sekadar kompetisi; ini adalah destinasi wisata gastronomi yang wajib dikunjungi. Dengan ribuan rasa, aroma, budaya, dan cerita yang bertemu dalam satu ruangan, festival ini menjadi surga bagi siapa pun yang ingin menjelajah kuliner global dari sudut yang paling unik: dunia perkejuan.

Seperti kata salah satu ahli, Charlie Turnbull, setelah mencicipi keju beraroma tajam dari bakteri Brevibacterium linens—bakteri yang ia sebut mirip dengan bau sepatu remaja berusia 15 tahun:

“Tantangan di hidung, surga di lidah. Pada akhirnya, rasa selalu menang.”

Bagi traveler dan penikmat kuliner, festival seperti ini mengingatkan bahwa makanan bukan hanya soal menyantap, tetapi tentang petualangan indra dan pengalaman budaya yang tak terlupakan.(dailysabah)


(ACF)
TAGs: Kuliner