3 Cara Menghindari Perasaan Dendam

Phooby Kamaratih - Hukum Islam Dendam 30/09/2021
Gambar oleh Pixabay dari Pexels
Gambar oleh Pixabay dari Pexels

Oase.id – Dalam Islam, dendam merupakan penyakit hati yang harus dijauhi. Bahkan, tidak boleh sedikitpun terbersit dalam hati manusia. Perasaan dendam akan menimbulkan banyak permasalahan untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar.

Dalam Al-Quran, QS an-Nahl ayat 126 Allah SWT berfirman,

وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ ۖ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ

“Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.”

Sebagaimana Allah menganjurkan hamba-Nya untuk selalu sabar dalam menghadapi masalah. Merangkum dari beberapa sumber, berikut cara terbaik untuk menghindari rasa dendam:

1. Memaafkan

Mungkin bagi sebagian orang memaafkan merupakan tindakan yang sulit dilakukan. Namun, seorang pemaaf merupakan orang yang mampu menahan hawa nafsu dan Allah menjanjikan pahala atas maafnya. Allah SWT berfirman,

وَجَزٰٓؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثۡلُهَا‌ۚ فَمَنۡ عَفَا وَاَصۡلَحَ فَاَجۡرُهٗ عَلَى اللّٰهِ‌ؕ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيۡنَ‏

“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.” (QS. Asy-Syura : 40)

Selain itu, Allah pun menjanjikan kemuliaan bagi orang orang yang pemaaf. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا

“Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya.” (HR. Muslim no. 2588).

2. Berdzikir dan berdoa

Jika perasaan marah dan dendam memuncak, segeralah berwudhu dan berdzikir kepada Allah SWT niscaya hal ini akan membuat hati jauh lebih tenang. Sebagaimana firman Allah dalam surat ar-Ra’d ayat 28:

اَلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوۡبُهُمۡ بِذِكۡرِ اللّٰهِ‌ ؕ اَلَا بِذِكۡرِ اللّٰهِ تَطۡمَٮِٕنُّ الۡقُلُوۡبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Selain itu, dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa doa-doa orang yang teraniaya akan dikabulkan oleh Allah SWT. Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:

اِتَّقِ دَعْوةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

“Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniaya, sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan).” (Sahih Muslim, kitab Iman 1/37-38)

3. Berperilaku baik

Janganlah membalas dendam kepada orang-orang yang mendzolimi, tapi perlakuan dia dengan kebaikan. Maka akan terciptalah perdamaian, karena Allah SWT dan Rasulullah tidak menyukai permusuhan. Allah SWT berfirman,

وَلَا تَسۡتَوِى الۡحَسَنَةُ وَ لَا السَّيِّئَةُ ؕ اِدۡفَعۡ بِالَّتِىۡ هِىَ اَحۡسَنُ فَاِذَا الَّذِىۡ بَيۡنَكَ وَبَيۡنَهٗ عَدَاوَةٌ كَاَنَّهٗ وَلِىٌّ حَمِيۡمٌ

“Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia.” (QS. Fussilat : 34)

Bahkan Rasulullah sangat menyukai seseorang yang tidak membalas dendam dengan keburukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan wasiat pada Jabir bin Sulaim,

وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ

“Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah dia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722)


(ACF)