Usulan Asrama Haji di Kendari Disambut Positif Menag

N Zaid - Kementerian Agama 19/07/2025
Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangerukka beraudiensi dengan Menteri Agama Nasaruddin Umar
Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangerukka beraudiensi dengan Menteri Agama Nasaruddin Umar

Oase.id - Gubernur Sulawesi Tenggara, Andi Sumangerukka, bertemu Menteri Agama Nasaruddin Umar pada Kamis, 17 Juli 2025, di kantor Kementerian Agama, Jakarta. Pertemuan ini membahas rencana penting: pendirian asrama haji di Kota Kendari.

Selama ini, jemaah haji dari Sulawesi Tenggara harus menempuh perjalanan panjang ke Makassar untuk mengikuti proses keberangkatan haji. Hal tersebut, menurut Gubernur Andi, menjadi beban tambahan bagi masyarakat.

“Biaya operasional untuk perjalanan jemaah dari berbagai daerah di Sulawesi Tenggara ke Makassar cukup besar. Karena itu, kami mengusulkan pendirian asrama haji di Kendari agar pelayanan jemaah menjadi lebih dekat, efisien, dan merata,” ujar Gubernur, seperti dikutip laman Kemenag Jumat (18/7).

Tak hanya menyampaikan usulan, Gubernur Andi juga memaparkan langkah-langkah konkret yang telah dilakukan. Pemprov Sultra, katanya, telah menjalin koordinasi dengan berbagai instansi, mulai dari Kementerian Perhubungan hingga Ditjen Imigrasi, demi memperkuat kesiapan infrastruktur pendukung.

Salah satu fokus utama dalam upaya ini adalah pengembangan Bandara Haluoleo Kendari agar bisa berstatus internasional. “Kami memahami bahwa keberadaan bandara internasional menjadi syarat penting dalam mendirikan asrama haji. Untuk itu, kami sudah menjalin komunikasi dengan berbagai lembaga terkait agar pengembangan bandara ini segera terwujud,” tambahnya.

Menteri Agama Nasaruddin Umar merespons positif usulan tersebut. Ia menyatakan dukungannya terhadap rencana pendirian asrama haji baru di Kendari, dengan menekankan pentingnya pemerataan pelayanan haji di seluruh wilayah Indonesia. “Kami sangat mendukung pendirian asrama haji di Kendari. Ini merupakan bagian dari upaya pemerataan pelayanan haji di seluruh Indonesia,” ujar Menag.

Namun, Menag juga memberi catatan. Ia menekankan bahwa kesiapan fasilitas pendukung seperti bandara internasional dan sistem keimigrasian menjadi faktor kunci yang harus diperhatikan. “Bandara yang menjadi titik berangkat harus memenuhi standar internasional, termasuk aspek keselamatan dan keamanan. Itu penting agar jemaah haji dapat diberangkatkan secara langsung dan efisien,” tegasnya.

Di luar persoalan asrama haji, Menag juga mengingatkan pentingnya pembangunan sumber daya manusia di daerah. Ia menekankan bahwa pemerataan pendidikan merupakan pilar utama dalam menjaga keberlanjutan pertumbuhan wilayah.

“Kalau semua orang daerah pergi ke kota, maka kehidupan di daerah akan mati. Kita perlu memastikan pendidikan yang layak dan merata agar daerah bisa tumbuh dengan kekuatannya sendiri,” pungkas Nasaruddin Umar.


(ACF)