Menyoal Tertundanya Pengabulan Doa

Octri Amelia Suryani - Doa Sehari-hari Surah Al Baqarah 23/02/2022
Doa (Gambar oleh 15329403 dari Pixabay)
Doa (Gambar oleh 15329403 dari Pixabay)

Oase.id - Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), doa adalah memohon harapan, permintaan, dan pujian kepada Tuhan. Dan Imam Hafizh Ibnu Hajar dari Imam At-Thaibi dalam kitab Fathul Bari menyebutkan bahwa doa adalah sikap berserah diri kepada Allah Swt.

Allah Swt menegaskan kepada orang-orang yang enggan untuk berdoa kepada-Nya termasuk orang yang sombong, dan neraka Jahanam-lah untuknya. Sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. Ghafir ayat 60 yang berbunyi:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.

Sebagai makhluk ciptaan Allah hendaklah senantiasa berserah diri pada-Nya, demi tercapainya apa yang dikehendaki. Namun, setiap doa yang dipanjatkan tidak selalu akan terkabul di saat yang diinginkan, meskipun doa itu telah diulang berkali-kali. Karena Allah Swt sangat mengetahui apa yang terbaik untuk umatnya, sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. Al-Baqarah (216):

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ

Artinya: Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Selain itu, jika doa seseorang tidak kunjung dikabulkan, janganlah berburuk sangka kepada-Nya. Sebagai umat muslim hendaklah introspeksi diri atas apa yang terjadi.

Seperti dikutip dari kitab al-Hikam, Syaikh Ibn ‘Atha’illah juga mengingatkan:

لَا يُشَكِّكَنَّكَ فِي الوَعْدِ عَدَمُ وُقُوْعِ المَوْعُوْدِ وَإِنْ تَعَيَّنَ زَمَنُهُ لِئَلَّا يَكُوْنَ ذَلِكَ قَدْحًا فِي بَصِيْرَتِكَ وَإِخْمَادًا لِنُوْرِ سَرِيْرَتِكَ

Artinya: Tidak terlaksananya sesuatu yang dijanjikan Allah, janganlah sampai membuatmu ragu terhadap janji Allah itu. Ini agar tidak mengaburkan bashirahmu (pandangan mata batin) dan memadamkan nur (cahaya) hatimu.

Berdasarkan dari dalil-dalil di atas banyak hal yang perlu disadari ketika kenyataan tidak sesuai dengan keinginan. Karena kehendak Tuhan lebih baik dari apa yang manusia rancang.


(ACF)