Jaga Silaturahmi di Hari Raya Idulfitri, Berikut Adab Bertamu yang Dianjurkan Nabi Muhammad

Phooby Kamaratih - Ramadhan 2021 13/05/2021
 Photo by Mikhail Nilov from Pexels
Photo by Mikhail Nilov from Pexels

Oase.id - Pada 1 Syawal kalender hijriah umat Islam di seluruh penjuru dunia merayakan Idulfitri, hari kemenangan setelah berpuasa sebulan lamanya di bulan Ramadhan. Berbagai tradisi dan budaya kerap dilakukan umat muslim dalam merayakan hari kemenangan. Yang biasa terjadi di Indonesia adalah tradisi silaturahmi.

Biasanya, selepas menunaikan salat Idulfitri, kaum muslimin Indonesia akan bersilaturahmi atau bertamu dan bersalaman dengan tetangga sekitar atau berkunjung ke sanak saudara. Nabi ﷺ sendirilah yang menganjurkan umat Muslim untuk menyambung dan menjaga silaturahim.

Dalam hadis lain, yang diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi, dijelaskan bahwa pada Hari Raya Idulfitri ada seorang sahabat Nabi ﷺ yang mengucapkan Taqabbalallahu minna wa minkum kepada Rasulullah dan Nabi ﷺ pun membalas dengan doa yang sama. Menjalin silaturahim dan menyambung tali persaudaraan dan saling mendoakan akan membuat umat Muslim menjadi lebih rukun dan tertib.

Agar bersilaturahmi pada Hari Raya Idulfitri menjadi berkah serta mendapatkan kebaikan, ada baiknya kita mengetahui adab bertamu atau bersilaturahmi yang dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ. Berikut rangkuman Oase.id:

1. Berkunjung atau bertamu merupakan hal yang dianjurkan

Dari Anas bin Malik tentang silaturahmi, Nabi ﷺ bersabda;

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barangsiapa yang senang diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi” (Hadis Sahih Riwayat Al-Bukhari: 5527)

Hadis ini menjelaskan secara gamblang tentang keutamaan silaturahmi, yakni mendatangkan rezeki yang luas dan umur yang panjang.

 

2. Mengucapkan salam

وعَنْ رِبْعِيٍّ قَالَ : حَدَّثَنَا رَجُلٌ مِنْ بَنِي عَامِرٍ أَنَّهُ اسْتَأْذَنَ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ فِي بَيْتٍ فَقَالَ : أأَلِجُ ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم لِخَادِمِهِ : " أخْرُجْ إِلَى هَذَا فَعَلِّمْهُ الاِسْتِئْذَانَ ، فَقُلْ لَهُ : قُلِ : السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ ، أَأَدْخُلُ " ، فَسَمِعَهُ الرَّجُلُ فَقَالَ : السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ ، أَأَدْخُلُ ؟ فَأَذِنَ لَهُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم فَدَخَلَ " [ أخرجه أبو داود وأحمد

Suatu hari datang seorang dari Bani Amir ke rumah Rasulullah dan meminta izin untuk memasuki rumah beliau. Maka, Rasulullah berkata kepada pembantunya, “Keluarlah kamu dan ajarkan laki-laki itu adab meminta izin, katakanlah padanya untuk mengucapkan, ‘Assalamualaikum, bolehkah aku masuk?” (HR Abu Dawud dan Ahmad)

 

3. Izin bertamu hanya cukup tiga kali

Ketika telah sampai di rumah yang akan dikunjungi, masuklah setelah sudah diberi izin oleh pemilik rumah. Rasulullah ﷺ juga memberikan batas kepada umat Muslim saat meminta izin dengan mengucapkan salam hanya sebanyak tiga kali. Hal ini dijelaskan dalam riwayat hadis;

Dari Abu Musa Al-Asy’ary RA berkata: “Rasulullah ﷺ bersabda: “Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan masuklah, dan jika tidak dizinkan pulanglah,” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam Al-Quran, Allah Swt menjelaskan dalam firmannya surat An-Nuur ayat 28:

فَاِنۡ لَّمۡ تَجِدُوۡا فِيۡهَاۤ اَحَدًا فَلَا تَدۡخُلُوۡهَا حَتّٰى يُؤۡذَنَ لَـكُمۡ‌ۚ وَاِنۡ قِيۡلَ لَـكُمُ ارۡجِعُوۡا فَارۡجِعُوۡا‌ۚ هُوَ اَزۡكٰى لَـكُمۡ‌ؕ وَاللّٰهُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ عَلِيۡمٌ

“Dan jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, "Kembalilah!" Maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

 

4. Tidak berdiri tepat di depan pintu

Amalan Sunnah Rasulullah ﷺ dari Abdullah bin Bisyr ia berkata,

كان رسول الله إذا أتى باب قوم لم يستقبل الباب من تلقاء و جهه و لكن ركنها الأيمن أو الأيسر و يقول السلام عليكم السلام عليكم

“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya di depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan assalamu’alaikum… assalamu’alaikum…” (HR. Abu Dawud, shohih)

Jangan berdiri tepat di depan pintu rumah tetapi berdirilah pada letak samping kiri atau kanan pintu, hal ini dikaitkan dengan kesiapan pemilik rumah untuk menyambut tamunya.

 

5. Jangan mengintip

Mengintip ke dalam rumah merupakan perbuatan yang sangat tercela, dan Rasulullah ﷺ memberikan ancaman kepada para pengintip. Sebagimana riwayat HR. Bukhari Kitabul Isti’dzan, Nabi ﷺ bersabda;

لو أنّ امرأ اطلع عليك بغير إذن فخذفته بحصاة ففقأت عينه لم يكن عليك جناح

“Andaikan ada orang melihatmu di rumah tanpa izin, engkau melemparnya dengan batu kecil lalu kamu cungkil matanya, maka tidak ada dosa bagimu.”

Demikianlah beberapa adab yang perlu diperhatikan saat berkunjung ataupun bertamu agar apa yang dilakukan sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.


(ACF)