3 Unsur Keesaan Allah SWT dalam Tafsir Surah Al Ikhlas

Octri Amelia Suryani - tafsir Surah Al Ikhlas 09/07/2021
Gambar oleh Hamza Sefa Yılmaz dari Pixabay
Gambar oleh Hamza Sefa Yılmaz dari Pixabay

Oase.id - Surah Al-Ikhlas merupakan surat ke-112 dalam Al-Quran. Surat ini tergolong surat Makiyah yang berbicara tentang tauhid dan adab bertauhid.

Surah ini berisi tentang penegasan terhadap keesaan Allah Swt. Jika diperhatikan, surat ini menyebut nama Allah diulang sebanyak dua kali. Nah, pengulangan ini sangat memperlihatkan seberapa besar kekuatan Allah, dan mengecam akan segala bentuk persekutuan.

Surat ini memiliki 4 ayat yang berbunyi:

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Artinya: Katakanlah: “Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”

Tafsir Ibnu Katsir mengutip riwayat Imam Ahmad dari Ubay ibnu Ka’b, bahwa orang-orang musyrik berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Hai Muhammad, gambarkanlah kepada kami tentang Tuhanmu.” Maka Allah menurunkan surat Al-Ikhlas.

Hadis lain juga menyebutkan bahwa, ada orang yang Badui yang datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia bertanya, “Gambarkanlah kepada kami tentang Tuhanmu.” Maka turunlah surat ini.

Berdasarkan kisah tersebut, lalu Imam Tabrani meriwayatkan melalui hadis Abdur Rahman ibnu Usman At-Tara-ifi, dari Al-Wazi` ibnu Mani`, dari Abu Salamah, dari Abu Kurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

لِكُلِّ شَيْءٍ نِسْبَةٌ وَنِسْبَةُ اللَّهِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ الصَّمَدُ وَالصَّمَدُ لَيْسَ بِأَجْوَفَ

Artinya: Segala sesuatu mempunyai predikat dan predikat Allah ialah, "Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bersifat As-Samad. As-Samad artinya tidak berongga.”

Dari berbagai hadis di atas, sangat jelas bahwa tiada satu pun yang dapat menyerupai serta menyekutukan-Nya.

Mengutip dari Tafsir Ringkas Kementerian Agama bahwa, “Wahai Nabi Muhammad ﷺ, katakanlah kepada kaum musyrik yang menanyakan sifat dan nasab Allah dengan tujuan mengejek. Dialah Allah, Yang Maha-Esa. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia tidak berbilang dalam nama, sifat dan ketuhanan-Nya.” 

Dalam tafsir Kementerian Agama tersebut juga dijelaskan, pada ayat pertama ini, Allah Swt menyuruh Nabi Muhammad ﷺ menjawab pertanyaan orang-orang yang menanyakan tentang sifat Tuhannya, bahwa Dia adalah Allah Yang Maha-Esa, tidak tersusun dan tidak berbilang, karena berbilang dalam susunan zat berarti bahwa bagian kumpulan itu memerlukan bagian yang lain, sedang Allah sama sekali tidak memerlukan suatu apa pun.

Adapun keesaan Allah SWT meliputi tiga hal, yakni:

  1. Maha-Esa pada zat-Nya yang tidak tersusun dari beberapa zat atau bagian.
  2. Maha-Esa pada sifat-Nya bahwa tidak ada satu sifat makhluk pun yang menyamai-Nya 
  3. Maha-Esa pada perbuatan-Nya, dan Dialah yang membuat semua perbuatan sesuai dengan firman-Nya.

Demikianlah tiga unsur keesaan Allah SWT dalam tafsir Surat Al Ikhlas. Semoga bermanfaat.


(ACF)