Salat Dhuha: Tata Cara, Doa Setelah Dhuha dan Keutamaanya

Siti Mahmudah - Doa Sehari-hari 02/03/2021
Photo by Gabby K from Pexels
Photo by Gabby K from Pexels

Oase.id - Salat dhuha merupakan salah satu salat yang dianjurkan Rasulullah SAW. Salat ini dikerjakan minimal dua rakaat dan maksimal 12 rakaat. Jadi, jika 12 rakaat, yakni 6 kali salam. Waktu pelaksanaanya yaitu 20 menit setelah matahari terbit hingga 15 menit sebelum waktu zuhur tiba.

Setelah itu, kita dianjurkan untuk membaca doa sebagaimana yang terdapat dalam kitab fiqih Mazhab Syafi’i, seperti I’anatut Thalibin, Tuhfatul Muhtaj, Hasyiyatul Jamal.

Berikut ini lafal doa dan terjemahannya:


 اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ 

“Allāhumma innad dhuhā’a dhuhā’uka, wal bahā’a bahā’uka, wal jamāla jamāluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka.”

Artinya,

“Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu.”

 

 اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعْسِرًا (مُعَسَّرًا) فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ 

“Allāhuma in kāna rizqī fis samā’i fa anzilhu, wa inkāna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkāna mu’siran (mu‘assaran) fa yassirhu, wa in kāna harāman fa thahhirhu, wa inkāna ba‘īdan fa qarribhu, bi haqqi duhā’ika wa bahā’ika wa jamālika wa quwwatika wa qudratika. ātinī mā atayta ‘ibādakas shālihīn.”

Artinya:

"Wahai Tuhanku, jika rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar atau dipersulit (kudapat), mudahkanlah. Jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh.”

Dianjurkan untuk membaca doa di bawah ini:

اَللهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكُ أُقَاتِلُ

“Allāhumma bika ushāwilu, wa bika uhāwilu, wa bika uqātilu.

Artinya:

“Dengan-Mu, aku menerjang. Dengan-Mu, aku berupaya. Dengan-Mu, aku berjuang”.

Dianjurkan juga untuk membaca lafal doa berikut ini sebanyak 40 atau 100 kali jika mampu:


 رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ
وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ 

“Rabbighfir lī, warhamnī, wa tub ‘alayya, innaka antat tawwābur rahīm. 

Artinya:

“Tuhanku, ampunilah aku. Kasihanilah daku. Terimalah tobatku. Sungguh, Kau maha penerima tobat dan maha penyayang.”

Adapun terkait keutamaan salat dhuha, Abu Hurairah pernah berkata, “Kekasihku (Rasulullah SAW mewasiatkan aku untuk tidak meninggalkan tiga perkara selama masih hidup: puasa tiga hari di setiap bulan, salat dhuha dan tidak tidur sampai aku salat witir." (HR. Muslim) 

Adapun doa terakhir mengapa dianjurkan dibaca hingga 100 kali karena menurut beberapa hadits disebutkan Rasulullah SAW rutin membacanya hingga 100 kali. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Demikian tata cara, lafal doa setelah salat dhuha dan keutamaannya. Semoga apa yang dipanjatkan kita dikabulkan oleh Allah SWT. 

Sumber: Kitab I’anatut Thalibin, Darul Fikr, Beirut (NU Online)


(ACF)