Mengapa Rajab Disebut Bulan Kemuliaan Allah?

Siti Mahmudah - Bulan Rajab Puasa Rajab 04/02/2022
Doa (Gambar oleh 15329403 dari Pixabay)
Doa (Gambar oleh 15329403 dari Pixabay)

Oase.id - Bulan Rajab disebut sebagai bulan kemuliaan Allah Swt. Mengapa demikian? Sebab, banyak keistimewaan yang bisa kita peroleh dari bulan ini.

Lafadz Rajab terdiri dari tiga huruf. Ra’ menunjukkan arti rahmat Allah, Jim menunjukkan jurmul ‘abdi atau dosa hamba Allah, dan Ba’-nya menunjukkan birrullaahi Ta’ala atau kebaikan Allah Swt.

Sebagaimana Allah berfirman: “Hai hamba-Ku, Aku letakkan dosamu dan kejahatanmu di antara kebajikan-Ku, dan rahmat-Ku. Maka tidak tersisa lagi padamu dosa maupun kejahatan dengan kehormatan bulan Rajab.”

Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda:

“Barangsiapa menghidupkan malam pertama bulan Rajab, maka hatinya tidak mati di kala matinya hati orang-orang lain, dan Allah mencurahkan kebaikan dari atas kepalanya banyak-banyak, dan dia keluar dari dosa-dosanya sebagaimana saat dilahirkan oleh ibunya, dan Dia memberi syafaat kepada tujuh puluh ribu orang-orang yang berdosa, yang sepatutnya masuk neraka.”

Imbuh, bersumber dari Anas bin Malik dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda:

“Barangsiapa salat sesudah maghrib pada suatu malam dari bulan Rajab sebanyak dua puluh rakaat, yang pada setiap rakaatnya membaca Fatihatul kitab dan surah al-ikhlas, dan salam sebanyak sepuluh kali, maka Allah memeliharanya beserta keluarganya dan orang-orang tanggungannya dari bencana dunia dan azab akhirat."

Selanjutnya, diriwayatkan pula dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda:

“Ketahuilah, bahwasanya Rajab adalah bulan Allah yang tuli. Maka barangsiapa berpuasa satu hari di bulan Rajab karena iman dan ikhlas, maka pastilah mendapat keridaan Allah yang terbesar."

"Dan barangsiapa berpuasa dua hari, maka takkan ada penghuni langit maupun bumi yang dapat mengatakan tentang kemuliaan yang diperolehnya di sisi Allah. Dan barangsiapa berpuasa tiga hari, maka diselamatkan dari segala bencana dunia dan azab akhirat, penyakit gila, kusta, sopak, dan dari tpu daya Dajjal.

"Dan barangsiapa berpuasa tujuh hari, maka ditutuplah terhadapnya tujuh pintu Jahannam. Dan barangsiapa berpuasa delapan hari, maka dibukakanlah untuknya delapan pintu surga. Dan barangsiapa berpuasa sepuluh hari, maka tidak ada sesuatu pun yang dimintanya kepada Allah kecuali Dia berikan kepadanya."

"Dan barangsiapa berpuasa lima belas hari, maka Allah Ta’ala mengampuni dosa-dosanya yang telah lewat, dan menggantikan kesalahan-kesalahan dengan kebaikan-kebaikan. Dan barangsiapa  menambah puasanya, maka Allah pun menambah pahalanya.”

Suatu ketika diceritakan, ujar Rasul dalam kitab Durratun Nashihin, bahwa Rasul melihat pada malam Mi’raj sebuah sungai yang airnya lebih manis daripada madu, lebih sejuk daripada es, dan lebih harum daripada kasturi. 

Lalu, Rasul bertanya kepada Jibril, “Untuk siapakah ini?”

Jawab Jibril, “Untuk orang yang bersalawat kepadamu pada bulan Rajab.”

Tambah, dari Muqatil Radiyallahu anhu (RA), ia mengatakan, “Sesungguhnya di belakang gunung Qaf terdapat suatu negeri putih yang tanahnya bagaikan perak, luasnya tujuh kali lipat dunia ini, penuh dengan para malaikat, yang sekiranya ada jarum jatuh, tentu menjatuhi mereka. Dan pada tangan masing-masing malaikat terdapat sebuah bendera yang bertuliskan Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasuulullah. Mereka berkumpul pada setiap malam Jum’at dari bulan Rajab di sekeliling gunung Qaf, memohonkan selamat untuk umat Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.”

Disebutkan pula, bahwa bulan Rajab merupakan bulan tuli. Karena, para malaikat pencatat yang mulia mencatat kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan pada bulan yang lain. Sementara pada bulan ini mereka hanya mencatat kebaikan-kebaikan saja tanpa mencatat keburukan-keburukan. Jadi, saat bulan Rajab, para malaikat tidak mendengar suatu keburukan yang patut dicatat.

Selaras, sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam: “Sesungguhnya Rajab itu bulan Allah, Sya’ban itu bulanku, dan Ramadan itu bulan umatku.”

Senada, Bukhari dan Muslim meriwatakan, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Sesungguhnya di surga ada sebuah sungai yang disebut sungai Rajab, lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu. Barangsiapa berpuasa sehari pada bulan Rajab, maka Allah memberinya minum dari sungai itu.” 

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam kitab Durratun Nashihin karya Umar bin Hasan bin Ahmad Asy-Syahir Al-Khaubawiy


(ACF)