Bulan Rajab, Kisah Diturunkannya Perintah Salat 5 Waktu

Octri Amelia Suryani - Bulan Rajab Isra Miraj Nabi Muhammad Saw Salat 11/02/2022
Salat (Gambar oleh Sharon Ang dari Pixabay)
Salat (Gambar oleh Sharon Ang dari Pixabay)

Oase.id - Sudah sekitar satu minggu umat Islam menjalani bulan Rajab. Bulan yang disebut sebagai bulan Allah SWT. Ada beberapa peristiwa yang terjadi pada bulan ini, salah satunya adalah Isra Mi'raj.

Isra Mi'raj terjadi pada tanggal 27 Rajab, sebelum Rasulullah ﷺ hijrah ke Madinah. Dalam Isra, Nabi Muhammad diberangkatkan oleh Allah Swt dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan Mi'raj, Nabi Muhammad dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha, yaitu tempat tertinggi (langit ke tujuh).

Kisah Diturunkannya perintah salat 5 waktu

Pada peristiwa perjalanan Nabi Muhammad ﷺ dalam menjemput perintah salat dari Allah Swt, Nabi Musa bertanya tentang jumlah waktu salat yang diwajibkan. Lalu beliau menjawab bahwa Allah memerintahkan salat 50 kali sehari semalam.

Mendengar jawaban Nabi Muhammad ﷺ, Nabi Musa meminta Rasulullah untuk kembali lagi kepada Allah Swt untuk meminta keringanan. Karena menurutnya umat Nabi Muhammad ﷺ juga tidak akan sanggup melaksanakan 50 kali sehari semalam seperti Bani Israil.

Setelah Rasulullah kembali dan bertemu lagi dengan Nabi Musa, pertanyaan yang sama muncul. Kali ini Rasulullah membawa perintah salat 10 kali. Mendengar itu Nabi Musa memerintahkan Rasulullah untuk kembali lagi meminta keringanan kepada Allah Swt. Pada akhirnya Rasulullah membawa perintah salat 5 waktu sehari semalam.

Meskipun Nabi Musa masih memerintahkan Rasulullah untuk kembali meminta keringanan, tetapi Rasulullah menolaknya karena rasa malu terhadap Allah. Seperti sabda Rasulullah:

"Aku sudah berulang kali kembali kepada Tuhanku dan memohon kepada-Nya sampai aku merasa malu. Aku tidak akan melakukannya lagi." (HR Bukhari dan Muslim)

Dan perintah salat 5 waktu pada saat Rasulullah ﷺ melakukan Isra Mi'raj tertulis dalam salah satu hadis HR. Bukhari yang berbunyi:

هِيَ خَمْسٌ، وَهِيَ خَمْسُونَ، لاَ يُبَدَّلُ القَوْلُ لَدَيَّ". قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى، فَقَالَ: رَاجِعْ رَبَّكَ. فَقُلْتُ: اسْتَحْيَيْتُ مِنْ رَبِّي

Artinya: "Lima waktu itu setara dengan lima puluh waktu. Tak akan lagi berubah keputusan-Ku." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku kembali bertemu dengan Musa. Ia menyarankan, 'Kembalilah menemui Rabbmu'. Kujawab, 'Aku malu pada Rabbku'." (HR Bukhari).

Dari dua dalil di atas telah terlihat bahwa Allah dan Rasul-Nya sangat mempertimbangkan sekali jika ingin memerintahkan sesuatu kepada umat-Nya. Hal ini demi tidak memberatkan dan mudah dalam melaksanakannya.

Semoga melalui kisah ini, sebagai umat Muslim dapat taat dalam menjalani perintah-Nya.


(ACF)