Nama 12 Bulan Hijriah dan keutamannya dalam Islam

N Zaid - Tahun Baru Islam 11/07/2022
Ilustrasi. Pixabay
Ilustrasi. Pixabay

Oase.id - Selama ini muslimin lebih familiar dengan penanggalan Masehi, namun Islam sendiri sebenarnya punya kalender sendiri, yaitu Hijriah yang juga terdiri dari 12 bulan. Nama bulan dalam kalender Hijriah dimulai dari Muharam sampai Dzulhijjah.  

”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan...” (QS. At Taubah: 36)

Sejumlah bulan memiliki keutamaan yang dikabarkan Rasulullah ﷺ sehingga umat muslim didorong untuk memperhatikannya sebagai landasan dari beramal dan beribadah.

Berikut nama 12 bulan dalam kalender Islam Hijriah beserta hadits terkait bulan-bulan tersebut.

1. Muharam

Rasulullah ﷺ menyebut Muharam sebegai bulan yang utama untuk berpuasa seetelah Ramadan. 

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah).

2. Safar

Bulan ini kerap dikaitkan dengan 'kesialan'. Ini tidak terlepas dari kepercayaan masyarakat Arab jahiliah, bahwa kata Safar berasal dari nama penyakit di dalam perut. Mereka meyakini bulan Safar sebagai waktu Allah menurunkan keburukan kepada manusia.

Islam turun dan membantah anggapan-anggapan tentang sesuatu dikaitkan dengan kesialan. Karena sejatinya kebaikan dan keburukan turun hanya karena Allah kehendaki. Muslimin pun diharamkan untuk mempercayai sesuatu sebagai tanda akan datangnya kesialan. Seperti bunyi burung, kejatuhan cicak dll.

“Tidak ada kesialan karena ‘adwa (keyakinan adanya penularan penyakit), tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu hingga tidak jadi beramal), tidak ada hammah (keyakinan jahiliyah tentang reinkarnasi) dan tidak pula Safar (menganggap bulan Safar sebagai bulan haram atau keramat).” (HR Bukhari)

3. Rabi'ul Awal

Bulan lahir Nabi Muhammad ﷺ. Namun tanggal berapa Beliau lahir ada beberapa pendapat. Ada yang menyebut 2,8,9, 10, 12, 17. Tidak ada pendapat yang pasti datang dari Al-Quran maupun hadits. Tanggal-tanggal tersebut merupakan pendapat para ulama.

Sedangkan Beliau Rasulullah ﷺ disebut wafat pada 12 Rabiul Awal. Mengenai ini ulama ijma atau tidak ada perbedaan pendapat.

4. Rabiul Akhir 

Diturunkannya surat Al Hasyr pada Nabu Muhammad. Surah al Hasyr.  Surat ini, menceritakan pengusiran suku Bani Nadzir yang menganut agama Yahudi. Mereka tinggal di sekitar madinah. 

Surat ini juga mengabarkan ancaman Allah terhadap penentangNya.

"Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa menentang Allah, maka sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya." (Al Hasyr ayat 4).

5. Jumadil Awal

Kerap ditemui broadcast yang mengklaim berisi hadits berbunyi: Assalamualaikum, Mulai Malam Ini (Ba'da Maghrib Sudah Masuk 1 Jumadil Awal Rasullullah Bersabda "Barang Siapa Yang Memberitahukan Berita 1 Jumadil Awal Kepada Yang Lain, Maka Haram Api Neraka Baginya".

Hadits ini palsu. Dan kerap datang dengan berbagai sedikit perubahan redaksi, terkait nama bulan.

6. Jumadil Akhir 

Sahabat Rasulullah ﷺ Abu Bakar Ash Shiddiq wafat pada bulan Jumadil Akhir. Yaitu pada 22 Jumadil Akhir tahun 13 Hijriah atau sekitar 12 Agustus 634 Masehi.  Ia radiyallahu anhu wafat pada usia 63 tahun. Abu Bakar  dimakamkan bersebelahan dengan makam Rasulullah ﷺ.

Abu Bakar adalah orang pertama yang masuk Islam dan sekaligus menerima dakwah dan membenarkan kerasulan Nabi Muhammad ﷺ. 

Abu Bakar Ash Shiddiq dikenal sebagai sosok yang penyabar dan memiliki akhlak yang luhur.

Perang Yarmuk juga terjadi pada bulan Jumadil Akhir tahun ke 13 Hijriah. Perang dipimpin oleh Khalid bin Al-Walid dengan jumlah pasukan sebanyak 45.000 orang Muslimin. Perang ini dimenangkan oleh tentara Muslim.

7. Bulan Rajab

”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679). 

8. Syaban

Aisyah Radiyallahu anha berkata, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah ﷺ melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat Beliau ﷺ lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Sya'ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156).

Usamah bin Zaid radhiallahu ‘anhuma juga meriwayatkan bahwasanya dia berkata, “Ya Rasulullah! Saya tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan di banding bulan-bulan lain seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban?” Beliau menjawab, “Itu adalah bulan yang banyak manusia melalaikannya, terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan. Dia adalah bulan amalan-amalan di angkat menuju Rabb semesta alam.

9. Ramadan

"Telah datang Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu, saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan," (HR. Ahmad).

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran. 

10 Syawal

"Barang siapa yang berpuasa ramadhan kemudian berpuasa 6 hari di bulan Syawal, maka baginya (ganjaran) puasa selama setahu penuh." (HR Muslim).

11. Dzulqaidah

Salah satu dari empat bulan haram. 

”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)

12. Dzulhijjah 

Atsar dari Umar bin Al Khaththaab radhiyallaahi ‘anhu, bahwasanya seorang ulama Yahudi berkata kepada Umar, “Wahai Amiirul Mu’miniin, tahukah engkau satu ayat dalam kitab suci kalian yang kalian baca, yang jika seandainya ayat itu turun kepada kami maka kami akan jadikan hari turunnya ayat tersebut sebagai hari raya.”

Umar berkata, “Ayat apakah itu?”

Yahudi itu membacakan ayat tersebut, “Al yauma akmaltu lakum….”

Umar pun berkata, “Sungguh kami telah mengetahui di mana dan kapan ayat itu turun. Ayat itu turun pada saat Nabi sedang berada di padang Arafah di hari Jum’at.” (HR. Al Bukhari)

Momen yang disebutkan pada hadits tersebut, ada di bulan Dzulhijjah.


(ACF)