Oase.id - Di tengah banjir yang merendam Desa Pantai Cermin Kiri, dua petugas KUA Pantai Cermin—Penghulu Muhammad Ratim dan Penyuluh Agama Islam Sahri—tetap menjalankan tugas mereka. Pada Jumat (28/11/2025), keduanya harus menembus genangan air demi memastikan akad nikah di Dusun IV tetap terlaksana.

Menurut penuturan Ratim, hujan lebat yang turun selama empat hari berturut-turut membuat hampir seluruh desa terendam. Tinggi air bervariasi, dari sebatas betis hingga mencapai pinggang orang dewasa di beberapa titik. Meskipun kondisi sulit, mereka tidak ingin mengecewakan calon pengantin yang sudah lama menunggu hari bahagia tersebut.

Awalnya, Ratim dan Sahri berangkat menggunakan sepeda motor. Namun semakin jauh mereka masuk ke kawasan banjir, air makin tinggi dan motor beberapa kali hampir mati. Warga sekitar yang melihat kesulitan mereka kemudian menyarankan agar perjalanan dilanjutkan dengan becak motor. Motor Ratim diangkut ke atas becak, sementara ia duduk di kursi kemudi becak dan Sahri menjaga seluruh berkas pernikahan agar tetap kering.

Dengan bantuan dan pengawalan warga, perjalanan dilanjutkan perlahan melewati titik-titik banjir terdalam. Baju basah bukan masalah, yang penting dokumen aman dan akad tetap bisa berlangsung.

Sesampainya di rumah calon pengantin, keluarga menyambut Ratim dan Sahri dengan penuh haru. Prosesi akad nikah berjalan dengan khidmat meski dilaksanakan dalam suasana darurat. Kebahagiaan jelas terpancar dari kedua mempelai dan keluarga besar mereka.

Perjuangan dua petugas KUA ini menunjukkan bahwa tugas pelayanan keagamaan bukan hanya soal administrasi. Ada dedikasi, ketulusan, dan keberanian yang menyertai. Di tengah banjir sekalipun, mereka hadir untuk memastikan momen sakral dua insan tetap berlangsung. Kisah mereka menjadi contoh nyata pengabdian dalam pelayanan publik.(kemenag)