Kisah Jemaah Haji Termuda dari Jawa Tengah: Levina dan Janjinya Kepada Ibu

Oase.id - Di usianya yang baru 18 tahun, Levina Istiazah melangkah ke Tanah Suci bukan hanya sebagai jemaah haji, tapi juga sebagai putri yang tengah menunaikan janji tak terucap kepada ibunya yang telah tiada.
“Ibu yang seharusnya di sini. Tapi Allah menakdirkan saya menggantikan beliau,” ujar Vina, sapaan akrabnya, dari Makkah dalam sambungan telepon, seperti dikutip Kemenag, Rabu (21/5).
Vina tak pernah menyangka dirinya akan menjadi jemaah haji termuda dari Jawa Tengah tahun ini. Keberangkatannya adalah bentuk kasih sayang dan takdir. Sang ibu, yang wafat pada 2021, mendaftar haji bersama suaminya pada 2012. Setelah 13 tahun penantian, justru sang putri yang berangkat.
Keputusan untuk menggantikan sang ibu tak datang seketika. Butuh waktu empat tahun setelah kepergian ibunya, sebelum akhirnya Vina resmi menjadi pewaris porsi haji keluarga. “Saya ingin menunaikannya bukan hanya sebagai kewajiban, tapi sebagai amanah dari ibu,” katanya.
Langkah dari Pesantren ke Baitullah
Berasal dari Tegal, Vina bukan remaja biasa. Ia seorang hafizah dengan hafalan 15 juz Al-Qur’an, alumni Pondok Pesantren Daarul Atqiyaa dan kini tengah menempuh pendidikan di STIBA Ar-Rayah, Sukabumi. Demi perjalanan spiritual ini, ia rela mengambil cuti kuliah satu semester.
Dengan senyum yang selalu mengembang dan sikap bersahaja, Vina menjalani hari-hari di Tanah Suci penuh syukur. “Alhamdulillah, saya bisa melihat Ka'bah dengan mata kepala sendiri. Dulu hanya bisa membayangkannya dalam doa, sekarang benar-benar di depan saya,” tuturnya.
Ia berangkat bersama kloter SOC 15 dari Embarkasi Solo, setelah sehari semalam menunggu di Asrama Haji Donohudan. Penerbangan menuju Makkah menjadi awal perjalanan panjang yang tak hanya menguras tenaga, tapi juga membasuh jiwa.
Haji: Undangan dari Langit
Bagi Vina, ibadah haji bukan semata perjalanan fisik. “Ini panggilan dari Allah. Ini undangan langsung dari-Nya,” ucapnya dengan mata berkaca.
Baginya, tidak semua orang bisa sampai ke Baitullah hanya karena uang atau kekuatan. “Kalau belum dipanggil, sehebat apa pun usaha kita, tidak akan sampai. Tapi jika Allah sudah memanggil, jalan itu akan terbuka dengan caranya sendiri,” katanya, penuh keyakinan.
Vina merasakan betul bahwa haji di usia muda adalah anugerah besar. Tubuh yang masih kuat membuatnya bisa menjalani seluruh rangkaian ibadah dengan lebih optimal. Namun yang paling berkesan adalah bagaimana hati dan pikirannya diajak merefleksikan hidup.
Pesan untuk Generasi Muda: Jangan Menunggu Tua
Di tengah gelombang generasi muda yang lebih akrab dengan gawai dan hiburan digital, Vina tampil berbeda. Ia justru mengajak teman-teman sebayanya untuk mulai memikirkan ibadah haji sejak dini.
“Daftarlah haji sekarang juga. Karena masa tunggunya bisa puluhan tahun. Saat tubuh masih kuat dan jiwa masih semangat, ini waktu terbaik untuk berhaji,” serunya.
Viral Karena Ketulusan
Cerita Vina tak hanya menyentuh hati jemaah lainnya, tapi juga ribuan warganet di media sosial. Video singkat dirinya yang diunggah akun YouTube dan TikTok Kemenag Jateng telah ditonton ribuan kali, dikomentari penuh haru, dan dibagikan oleh banyak akun.
“Saya kaget, nggak nyangka bisa viral. Tapi saya senang jika bisa jadi inspirasi,” ucap Vina merendah.
Di usianya yang belum genap dua dekade, Vina telah membuktikan bahwa ketulusan niat dan cinta kepada orang tua bisa membawanya ke tempat paling suci di muka bumi. Dan mungkin, di tengah gemuruh dunia, Vina telah menemukan ketenangan yang selama ini hanya bisa dirasakan di hadapan Ka’bah—sebuah janji yang ia tunaikan, sebuah jiwa yang kini terasa utuh.
(ACF)