Masjid Biru Afghanistan Rusak Akibat Gempa, Warisan Islam Bersejarah Terancam

N Zaid - Masjid 04/11/2025
Blue Mosque. Foto: Ist
Blue Mosque. Foto: Ist

Oase.id - Gempa bumi berkekuatan 6,3 magnitudo yang mengguncang wilayah utara Afghanistan pada Senin (3/11) tidak hanya menelan korban jiwa dan menghancurkan rumah warga, tetapi juga merusak salah satu situs Islam paling bersejarah di negara itu — Masjid Biru atau Blue Mosque di kota Mazar-e-Sharif.

Rekaman video yang dirilis TOLOnews memperlihatkan puing-puing berserakan di sekitar kompleks masjid, meski struktur utama bangunan masih berdiri kokoh. Pemerintah Taliban melalui Kementerian Kebudayaan berjanji segera mengambil langkah untuk menilai dan memperbaiki kerusakan pada situs tersebut.

Gempa terjadi sekitar pukul 01.00 dini hari waktu setempat, berpusat 22 kilometer dari Kholm, dekat Mazar-e-Sharif, di Provinsi Balkh, menurut data US Geological Survey (USGS). Sedikitnya 20 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 600 orang terluka akibat guncangan itu.

Juru bicara kepolisian Provinsi Badakhshan, Ihsanullah Kamgar, mengatakan guncangan juga dirasakan di wilayahnya. Ia menambahkan, sekitar 800 rumah di satu desa di distrik Shahr-e-Bozorg rusak sebagian atau hancur total. “Keterbatasan akses internet membuat laporan korban belum bisa dipastikan secara akurat,” ujarnya.

Organisasi kemanusiaan Save the Children mengirim tim bantuan ke Provinsi Samangan. “Saat suhu turun, ribuan anak di wilayah yang terdampak gempa kini menghadapi musim dingin hanya dengan tenda sebagai perlindungan dari hujan dan salju,” kata Direktur Program Save the Children Afghanistan, Samira Sayed Rahman.

Gempa kali ini merupakan yang kedua dalam kurun waktu kurang dari enam bulan. Pada Agustus lalu, gempa besar mengguncang Afghanistan bagian timur dan menewaskan lebih dari 2.200 orang.

Masjid Biru, Permata Sejarah Islam di Jantung Mazar-e-Sharif

Masjid Biru atau Shrine of Hazrat Ali merupakan salah satu bangunan paling suci dan bersejarah di Afghanistan. Terletak di kota Mazar-e-Sharif yang berpenduduk sekitar 523.000 jiwa, masjid ini menjadi simbol spiritual dan kebanggaan umat Islam di Asia Tengah.

Bangunan berlapis ubin biru yang terlihat hari ini berasal dari abad ke-15, masa pemerintahan Dinasti Timurid. Namun, sejarah tempat suci ini jauh lebih tua. Di lokasi yang sama, pada abad ke-12 didirikan sebuah maqam yang diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir Ali ibn Abi Thalib, menantu Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Shrine awal itu hancur ketika invasi Mongol melanda Asia Tengah pada abad ke-13. Pembangunan kembali dilakukan beberapa abad kemudian dengan gaya arsitektur khas Persia-Timurid — menara tinggi, kubah besar berlapis mozaik biru, dan dinding yang dihiasi kaligrafi Islam. Kombinasi itu menjadikan Masjid Biru bukan hanya pusat ziarah, tetapi juga mahakarya seni Islam kuno.

Masjid ini juga dikenal sebagai tempat berkumpulnya ribuan jamaah setiap tahun dalam perayaan Nawruz, penanda tahun baru Persia yang tetap dilestarikan oleh masyarakat Afghanistan sebagai bagian dari tradisi budaya dan spiritual.

Kini, setelah gempa mengguncang wilayah tersebut, para ahli warisan budaya khawatir akan keberlangsungan struktur bersejarah ini. Pemerintah Taliban menyatakan akan bekerja sama dengan Kementerian Seni dan Kebudayaan untuk melakukan restorasi segera.

“Masjid Biru adalah monumen berharga dari nilai-nilai Islam dan sejarah peradaban Muslim. Situs ini membutuhkan perbaikan dan pemeliharaan mendesak,” ujar Mahmoodullah Zarar, Kepala Departemen Informasi dan Kebudayaan Provinsi Balkh.(dw)


(ACF)
TAGs: Masjid