Begini Cara Bertaubat dan Menghindari Diri dari Gibah

Fera Rahmatun Nazilah - Fenomena 01/09/2020
Photo by Mansoreh Motamedi from Gettyimage
Photo by Mansoreh Motamedi from Gettyimage

Oase.id- Dalam Islam, menggunjing atau ghibah termasuk dosa besar, sehingga orang yang pernah melakukannya diwajibkan bertaubat. 

Tak cukup dengan memohon ampunan kepada Allah Swt saja, tetapi juga meminta maaf kepada orang yang bersangkutan.

Selain itu, hendaknya berdoa;

اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

Allahummaghfir lana wa lahu

"Ya Allah ampunilah kami dan dia."

Doa ini sebagaimana tercantum dalam Ad-Da’awat Al-Kabir karya Imam Al-Baihaqi, bahwasanya Rasulullah Muhammad Saw bersabda;

“Sesungguhnya sebagian kafarat ghibah adalah kamu mendoakan ampunan atas orang kamu ghibahi dengan mengucapkan; Allahummaghfir lanaa wa lahu."

 

Cara menghindari diri dari ghibah

Menghindari ghibah memang bukan hal mudah. Namun hendaknya seorang Muslim terus berusaha untuk tak terjerumus pada dosa menggunjing, misalnya dengan melakukan beberapa hal ini;

Selalu berhusnuzan

Salah satu penyebab ghibah adalah munculnya prasangka buruk atau suuzan. Kemudian berlanjut pada keinginan untuk mengungkapkannya pada orang lain.

Kalau pun mengetahui keburukan seseorang, hendaklah tutupi aibnya. Sebagaimana potongan hadis dalam riwayat Abu Daud, Rasulullah Saw bersabda;

“Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Dan Allah akan selalu menolong seorang hamba selama hamba tersebut mau menolong saudaranya” (HR. Abu Daud)

Jauhi perbincangan yang tidak bermanfaat

Jika ada kawan yang mengajak bergunjing, segera tegur dan ingatkan dia. Bila ia tak juga berhenti, maka tinggalkanlah dan jauhi perbincangan yang tak bermanfaat. Karena itu merupakan salah satu tanda baiknya keislaman seseorang. Rasulullah Saw bersabda:

“Sesungguhnya salah satu tanda baiknya Islam seseorang adalah ia meninggalkan apa yang tak bermanfaat bagi dirinya.” (HR. Tirmidzi)

Fokus pada aib sendiri

Setiap orang tentu memiliki kekurangan. Hanya saja, banyak orang yang justru sulit melihat aib dirinya sendiri, sedangkan kekurangan orang lain justru lebih mudah nampak di depan mata.

Pakar Tafsir Al-Qur'an, Prof. M. Quraish Shihab menyatakan, suka mencari-cari kesalahan orang lain termasuk penyakit hati. Tandanya hatinya tidak bersih.

Maka dari itu, jika melihat prilaku buruk yang ada pada orang lain, hendaknya kita melihat diri sendiri, barangkali kita juga memiliki sifat tersebut.

Baca juga: Ini Perbedaan Ghibah, Fitnah, dan Adu Domba

 

Ingat bahwa semua amal perbuatan akan dicatat dan dibalas

Setiap kali terbesit melakukan dosa, misalnya ghibah, hendaknya kita segera mengingat bahwa semua amal perbuatan akan dicatat oleh malaikat dan dibalas di akhirat kelak. Jangan sampai kita termasuk orang yang bangkrut di akhirat kelak.

Rasulullah Saw bersabda;

“Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah yang pada hari kiamat datang dengan salat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.” (HR. Muslim)

 

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam ad-Da’awat al-Kabir karya Abu Bakr Ahmad bin al-Husain al-Baihaqi. 


(SBH)
TAGs: Fenomena