Cerita Unik Pemilik Restoran di Jepang ketika Berhaji 

Sobih AW Adnan - Wisata Kuliner 30/12/2019
Pria bernama asli Kuroda Yoshiiki, pemilik Hamid Halal Food Restaurant di Nagoya, Jepang/Medcom.id/Luhur Hertanto
Pria bernama asli Kuroda Yoshiiki, pemilik Hamid Halal Food Restaurant di Nagoya, Jepang/Medcom.id/Luhur Hertanto

Oase.id- Kesempatan menunaikan ibadah haji pada dasarnya adalah sebuah perjalanan batin. Sepulang dari Tanah Suci, setiap Muslim dan Muslimah berharap ibadahnya mabrur. Salah satu tandanya ialah bisa menjadi pribadi baru yang lebih baik. 

Inilah yang dirasakan Hamid. Sekembalinya usai melaksanakan ibadah haji pada 2014, pria yang dilahirkan di dengan nama Kuroda Yoshiiki ini mengaku kian bisa mendisiplinkan dirinya untuk salat tahajud secara rutin.

"Waktu pergi haji dulu, pengetahuan saya baru salat wajib. Setelah dari sana saya tahu tentang salat tahajud. Saya menyesal dulu enggak salat tahajud di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi," ungkap Hamid dalam bahasa Jepang.

Ditemui di restoran halal miliknya di Minatoku, Nagoya, Jepang, Hamid mengaku, karunia berangkat haji ia dapatkan belum lama setelah memeluk agama Islam. Rombongannya yang terdiri 50 orang dari Jepang dan Korea, juga sama-sama mualaf sehingga pengetahuan mereka mengenai ibadah juga masih terbatas pada hal-hal yang wajib.

embed

Hamid Halal Food Restaurant milik Hamid di Jepang/Foto: Luhur Hertanto

"Pemimpin rombongan kami adalah imam Masjid Nagoya, beliau warga Pakistan. English kami waktu itu sama-sama belum bagus, jadinya serba susah," sambung pemilik Hamid Halal Food Restaurant, Nagoya, sambil terkekeh.

Meski menyesal tidak sempat menunaikan salat tahajud di Mekkah dan Madinah, ada hal yang Hamid sangat syukuri. Ia menceritakan, tak diduga doa agar diberi kesempatan menyentuh hajar aswad yang dipanjatkannya sebelum mulai tawaf, terkabul pada saat itu juga. 

"Setelah menerobos jemaah lain yang badannya besar-besar, tiba-tiba orang-orang di depan saya seperti anak tangga dan langsung ke hajar aswad. Dua kali saya menyentuh hajar aswad. Malaikat menolong saya," kenangnya kepada jurnalis senior Medcom.id Luhur Hertanto belum lama ini. 

Restoran halal milik Hamid dan istri dibuka sejak awal 2019. Menu yang disajikan tetap makanan Jepang tapi menggunakan bahan dan cara pengolahan yang sudah dijamin halal. Sertifikat halal juga sudah diperolehnya.

"Pelanggan enggak cuma Muslimin dari Malaysia, Indonesia dan lainnya yang di Nagoya, tapi juga tetangga (warga Jepang non-muslim -red) sekitar sini. Alhamdulillah," ujar Hamid.


(SBH)