Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Salat Fajar

N Zaid - Inspirasi Salat 19/11/2023
Ilustrasi. Pixabay
Ilustrasi. Pixabay

Oase.id - Salat sunnah Fajar termasuk salat sunnah yang sangat dianjurkan seperti halnya salat witir. Karena ia  merupakan permulaan salat siang hari bagi seorang Muslim. Sedangkan salat witir merupakan penutup salat malam hari. Nabi shallallahu alaihi wa sallam menguatkannya melalui tindakannya, di mana beliau senantiasa memeliharanya dan tidak pernah meninggalkannya sama sekali, dan beliau mengajurkannya melalui sabdanya:

"Dua rakaat salat Fajar lebih baik daripada dunia dan isinya. (HR Muslim)

Juga sabda beliau:

"Janganlah kalian meninggalkan dua rakaat salat sunnah Fajar sekali pun kamu sedang dikerja oleh kuda (musuhmu)." (HR Ahmad)

Waktu salat sunnah fajar

Ada pun waktu pelaksanaan salat sunnah Fajar adalah di antara terbit Fajar dan salat Shubuh. Bagi seseorang yang tertidur hingga matahari terbit atau lupa dan tidak sempat mengerjakannya, hendaklah ia mengerjakannya ketika ingat, kecuali setelah memasuki waktu zawal (tergelincirnya matahari), maka ketika itu waktu pelaksanaannya telah gugur atau habis, berdasarkan sabdda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

"Barang siapa yang belum mengerjakan dua rakaat salat sunnah Fajar hingga matahari terbit, hendaklah ia mengerjakan dua rakaat itu." (HR al-Baihaqi)

Dalam suatu peperangan Rasulullah shalllalahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya tertidur pulas dan tidak bangun hingga matahari terbit, maka mereka bergeser sedikit dari tempat mereka dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kepada Bilal supaya mengumandangkan adzan, lalu beliau mengerjakan dua rakaat salat sunnah sebelum salat Shubuh, lalu beliau berdiri dan mengerjakan sala Shubuh. (HR al Bukhari)

Tata cara pelaksanaan salat sunnah fajar (sebelum shubuh)

Salat sunnah Fajar adalah dua rakaat salat sunnah yang dilakukan dengan ringan (segera) dengan membaca surat al-Kafirun pada rakaat pertama dan membaca surat al-Ikhlas pada rakaat kedua, setelah membaca  al-Fatihah yang dibaca dengan suara pelan. Jika seseorang hanya membaca al-Fatihah saja, hal itu dibolehkan, berdasarkan keterangan Aisyah.

"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasa mengerjakan dua rakaat salat sunnah sebelum salat Shubuh dan meringankan keduanya sehingga aku merasa ragu, apakah beliau membaca al-Fatihah atau tidak. (HR Malik)

Juga penuturan Aisyah dalam riwayat lain

Rasulullah shallalhu alaihi wa sallam biasa membaca surat al-Kafirun serta al-Ikhlas pada dua rakaat salat sunnah Shubuh dan beliau membaca keduanya dengan suara pelan.(HR Muslim) (Minhajul Muslim)


(ACF)