Bagaimana Cara Mengatasi Kesedihan Saat Terkena Musibah

N Zaid - Doa ketika sedih 06/04/2024
Ilustrasi. Pixabay
Ilustrasi. Pixabay

Oase.id - Dalam menjalani kehidupan, terkadang kita mengalami musibah yang membuat hati sempit. Dunia seolah runtuh sehingga seseorang yang sedang mengalaminya begitu menderita.

Situasi susah itu akan semakin pelik bila seseorang larut dalam kesedihan. Mengutuk apa yang tengah menimpanya, tidak menerimanya sebagai sebuah takdir sehingga hati dan pikiran semakin suram. Padahal, jika seseorang yang sedang terkena musibah bisa lebih melapangkan dada maka beban derita akan lebih ringan.

Bagaimana cara melapangkan dada ketika tertimpa musibah? 

Yang perlu diingat, bahwa manusia hidup tidak luput dari ujian dan cobaan. Bahkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, orang yang paling mulia di muka bumi, tak luput dari cobaan dan musibah.

Sepatutnya orang yang terkena musibah pun tidak berputus asa, dan lebih mengondisikan mental dan pikirannya kepada harapan demi harapan. 

Hudzaifah ibnul Yaman mengatakan,

“Sesungguhnya Allah tidaklah menciptakan sesuatu melainkan dari yang kecil hingga yang besar kecuali musibah. Adapun musibah, Allah menciptakannya dari keadaan besar kemudian akan menjadi kecil.”7 Allah menciptakan segala sesuatu, misalkan dalam penciptaan manusia melalui tahapan dari kecil hingga beranjak dewasa (besar). Namun untuk musibah tidaklah demikian. Musibah datang dalam keadaan besar, yakni terasa berat. Akan tetapi, lambat laut akan menjadi ringan jika seseorang mau bersabar.

Dan ingatlah janji Allah terhadap orang yang mau bersabar.

“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar, ganjaran bagi mereka adalah tanpa hisab (tak terhingga).” (QS. Az Zumar: 10)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan umatnya sebuah doa ketika tertimpa suatu musibah. Dengan doa ini, Insha Allah bukan hanya kemalangan seseorang akan diangkat, namun juga Allah akan gantikan dengan yang lebih baik seperti dalam hadits berikut. 

Ummu Salamah -salah satu istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam- berkata bahwa dia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un. Allahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa [Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah ang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik]”, maka Allah akan menganugerahkan ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.” Ketika, Abu Salamah (suamiku) wafat, saya pun menyebut do’a sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan saya. Allah pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Banyak orang yang gagal menghadapi ujian dan justru semakin terpuruk pada persoalan-persoalan baru karena tidak sabar sehingga mengambil jalan pintas dan memperturutkan emosinya. Seorang Muslim, yang meyakini musibah yang menimpa juga mengandung hikmah, akan lebih bijak menyikapi keadaan. Dengan keimanan bahwa segala sesuatu terjadi karena takdir Allah, dan pahala yang besar menanti orang-orang yang berserah diri, maka sepatutnya seorang Muslim, dapat lebih tegar untuk berikhtiar menemukan jalan yang selamat dari segala permasalahan atau musibah yang sedang menimpanya. 


(ACF)