Berhati-Hati, Fitnah Terbesar Laki-Laki Adalah Wanita

N Zaid - 27/11/2022
Ilustrasi. Pixabay
Ilustrasi. Pixabay

Oase.id - Dalam Islam, perzinahan adalah sebuah dosa besar. Islam sangat perhatian dengan persoalan ini, sehingga bertebaran aturan dan petunjuk dari Quran maupun hadits yang menjauhkan umatnya dari perzinahan lantaran syahwat yang tidak terkendali. 

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam mengingatkan umatnya untuk berhati-hati dengan fitnah syahwat. Terutama bagi pria. 

Hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan dari Usamah Bin Zaid. Beliau bersabda:

“Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari: 5096 dan  Muslim: 2740)

Kemudian terdapat pula ayat Al-Quran yang menegaskan bahwa manusia (laki-laki) memiliki fitrah suka kepada kesenangan dunia, dan yang paling pertama disebut adalah 'wanita-wanita'.

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali ‘Imran: 14)

Fitnah syahwat bisa menimpa siapa saja. Tanpa terkecuali. Tak peduli gelarnya pun jika dia seorang ahli ilmu agama, dia tidak boleh meremehkan fitnah syahwat sehingga bermudah-mudahan berinteraksi dengan lawan jenis, meski awalnya didasari hal yang mubah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  mengabarkan dalam sabdanya:

“Sesungguhnya dunia ini begitu manis nan hijau. Dan Allah mempercayakan kalian untuk mengurusinya, Allah ingin melihat bagaimana perbuatan kalian. Karenanya jauhilah fitnah dunia dan jauhilah fitnah wanita, sebab sesungguhnya fitnah pertama kali di kalangan Bani Israil adalah masalah wanita” (H.R. Muslim: 2742)

Ustaz Ahmad Zainuddin LC, dalam sebuah majelis mengatakan bahwa fitnah wania sangat berbahaya bagi laki-laki, tanpa kecuali, tak peduli fisiknya terlihat alim atau awam. "Jika sudah berhubungan dengan godaan perempuan maka semuanya lemah selemah kerupuk kena air," kata Ustaz.

Sebagian orang shalih berkata: “Seandainya seseorang memberikan amanah kepadaku terhadap baitul mal, aku menduga akan mampu melaksanakan amanah tersebut atasnya. Namun seandainya seseorang memberikan amanah kepadaku atas diri seorang gadis untuk bersendirian satu jam saja, aku tidak merasa aman atas diriku padanya”.(Mukhtashar Minhajul-Qashidin, hlm. 213, Tahqiq: Syaikh Ali al-Halabi)

Menutup pintu fitnah wanita

Seorang muslim diperintahkan untuk bukan hanya meninggalkan perbuatan zina, tetapi menutup pintu-pintu menuju perzinahan. Dari hal terkecil sekali pun. Seperti memandang (berlama-lama), tanpa keperluan, terhadap lawan jenis. 

Allah Ta’ala berfirman,

”Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,’Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’” (QS. An-Nur [24] : 30).

Dalam hal ini, Allah Ta’ala juga tidak mencukupkan hanya dengan memerintahkan kepada laki-laki yang beriman saja agar menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya, tetapi Allah juga mengiringkan perintah-Nya kepada wanita-wanita:

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya. [an- Nûr/24: 31].

Menahan pandangan adalah faktor penting untuk menghindari fitnah syahwat terhadap wanita. Dan hal itu merupakan contoh dari upaya tidak mendekati pintu zina. 

"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32).

BACA: Islam di Kuba: Dari Budak Afrika sampai Pelajar Pakistan

Seorang yang memiliki gejolak sahwat yang kuat namun belum mampu untuk menikah dianjurkan untuk berpuasa. Karena berpuasa, dapat membantu seseorang untuk meminimalisir birahinya.

“Barangsiapa mampu membiayai pernikahan hendaklah menikah, karena nikah lebih menahan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barangsiapa tidak mampu menikah, hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah wija’ (mengendurkan gejolak syahwat) baginya,” (Diriwayatkan Al-Bukhori)

Menahan diri dari godaan fitnah syahwat adalah perkara yang berat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memberikan jaminan surga terhadap orang yang dapat mengendalikannya dengan baik.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Barang siapa menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya, niscaya aku menjamin surga baginya. (HR al-Bukhari)


(ACF)
TAGs: