Iri, Motif Penyerbuan Abrahah ke Makkah

Sobih AW Adnan - Kisah Nabi dan Rasul 06/07/2020
Photo by Abdullah Shakoor from Pixabay
Photo by Abdullah Shakoor from Pixabay

Oase.id- Kota Makkah dikepung. Sebanyak 60 ribu pasukan gajah siap menggeruduk bangunan suci bernama ka'bah. Abrahah, sang pimpinan tampak garang dan buas. Sekali saja unjuk perintah, habislah suku Quraisy dilumat hingga rata dengan tanah.

Untungnya, Allah Swt amat melindungi kabilah yang sudah ditakdirkan bakal melahirkan Nabi Muhammad Saw, panutan agung sekalian alam.

Rombongan burung ababil bertebaran di langit. Mereka menjatuhkan bara neraka tepat di kerumunan pasukan gajah. Nyaris tak tersisa, semuanya kalang kabut, lebur, lalu musnah.

Lantas, apa motif sebenarnya yang membuat Abrahah begitu menggebu menyerang ka'bah dan Kota Makkah?

Baca: Cerita 2 Menantu di Balik Pembangunan Ka'bah
 

Al Qulays yang megah

Bernama lengkap Abrahah Al-Asyram, dia adalah jenderal perang Kerajaan Aksum yang diperintah menaklukkan Kerajaan Himyar di Jazirah Arab bagian selatan.

Karier Abrahah cukup moncer. Tugasnya bisa dijalankan dengan mulus hingga mengantarkannya menjabat gubernur di wilayah jajahan. Namun lantaran tidak puas dengan apresiasi dan hadiah yang diberikan atasan, dia malah balik menahan upeti, memberontak, lalu berikrar memerdekakan wilayahnya dan membaiat diri sebagai raja.

"Sebagai seorang raja, Abrahah menjadi tokoh penting dalam penyebaran agama Kristen di wilayah Arab Selatan. Selain menekan keberadaan para pengikut Yahudi, sebuah katedral bernama al Qulays dibangun di atas reruntuhan kota Ma'arib yang didaku gereja terbesar di masa itu," tulis sejarawan Philip Khuri Hitti dalam History of The Arabs: From the Earliest Times to the Present (2002).

Dalam Al-Mufashal fi Tarikh Al-Arab Qabla Al-Islam (1968), sejarawan Jawwad Ali membeberkan struktur bangunan Al-Qulays yang begitu megah. Al-Qulays, tulis Ali, memiliki pintu yang terbuat dari tembaga murni setinggi 10 hasta dan lebar 4 hasta. 

"Lorong masuk dari pintu ke bagian dalam berukuran 8x40 hasta, dengan tiang-tiang yang digantungi pagar berukir dan berpaku dari emas dan perak," tulis Ali.

Dengan keindahan Al-Qulays, Abrahah betul-betul percaya diri bahwa simbol yang dibangunnya bakal mengundang decak kagum banyak pihak dan membuat tertarik orang-orang untuk mengunjunginya.

 

Sialnya, tidak. Di seberang negeri yang Abrahah banggakan, ka'bah masih menjadi bangunan yang paling diminati masyarakat Arab untuk diziarahi. Sudah sejak lama, Kota Makkah menjadi penting secara sosial, ekonomi, politik, dan keagamaan akibat keberadaan bangunan yang dipugar di masa Nabi Ibrahim dan putranya itu. 


Bukan cuma iri

Tidak putus asa, Abrahah terus menggencarkan propaganda bahwa keberadaan Al-Qulays jauh lebih suci dan agung ketimbang kakbah. Orang-orang yang mendengarnya, bahkan setengah muak. 

Sampai suatu hari Abrahah menemukan kotoran yang dilempar seseorang tak dikenal ke dinding bangunan andalannya itu. Tentu, ia marah, dan langsung menuding bahwa itu adalah perbuatan orang Makkah.

Baca juga: Mengapa Makkah Disebut Tanah Haram?

 

Pembisik Abrahah menuduh pelakunya adalah dari Bani Kinanah, atau suku Quraisy yang notabene sebagai penjaga ka'bah dan kota Makkah.

"Sontak Abrahah murka. Ia bersumpah akan meratakan ka'bah dan Quraisy hingga rata dengan tanah," tulis Ali.

Pencerita lain menuturkan, pelemparan kotoran ke dinding Al-Qulaisy dan rasa iri terhadap keramaian Makkah bukanlah sebab utama atas serangan milter yang terjadi pada 570 M tersebut. Kemarahan Abrahah murni karena motif politik akibat tak kunjung berhasil menghubungkan wilayah Habasyah dan Romawi via Semenanjung Arab, selama Makkah dan ka'bah tak lekas berhasil dikuasai.

"Faktor ini saya anggap lebih kuat karena memiliki motif yang sangat penting di antara berbagai rencana politik internasional kuno," tulis Ali, masih dalam buku yang sama.


(SBH)