Perempuan Berdaya: 7 Legenda Perempuan Bersejarah dalam Islam

Siti Mahmudah - Perempuan muslim 19/03/2021
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

Oase.id - Sejarah peradaban Islam sejak Nabi Muhammad ﷺ sampai saat ini tidak lepas dari peran perempuan. Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak perempuan muslim yang berperan penting dalam sejarah Islam mulai dari sisi keulamaan, kecendekiawanan, aktivitas sosial, hingga kepemimpinan.

Ibnu Hajar al-Asqalani, seorang ahli hadits terkemuka dalam buku Al Ishabah fi Tamyiz ajh-Shahabah menyebutkan, bahwa terdapat 500 perempuan ahli hadits. Sementara, Khalid al-Baghdadi, seorang sufi besar, menulis ratusan perempuan ulama dan cendekia di zaman nabi.

Adapun 7 perempuan berdaya yang melegenda dan bersejarah dalam Islam yaitu sebagai berikut: 

1. Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq
Ia adalah istri Nabi Muhammad ﷺ. Sejak masa Nabi, Aisyah merupakan perempuan yang menjadi guru dari para sahabat laki-laki. 

Atha bin Rabah, ahli fiqih dan hadits mengatakan, bahwa ia sebagai A’lam an-Nas Wa Afqah an-Nas wa Ahsan an-Nas Ra’yan fi Al-‘Ammah atau orang yang paling pandai, paling pintar, paling cerdas dan orang yang paling baik di antara semua orang.

Adz-Zahabi mengatakan, terdapat 160 sahabat laki-laki mengaji kepada Sayyidah Aisyah. Bahkan para ahli hadits menyebut, ia memiliki murid sebanyak 299 orang, yang terdiri atas 67 perempuan dan 232 laki-laki.

2. Khadijah binti Khuwailid
Ibnu Al-Jauzi mengatakan, bahwa Khadijah adalah istri Nabi Muhammad ﷺ dan seorang perempuan berilmu, berbudi luhur, memiliki kepribadian yang baik, dan menyukai kemajuan serta terkenal dengan banyak inovasi.

Selain itu juga, namanya populer di wilayah Arabia sebagai perempuan pedagang yang sangat kaya, jujur dan dermawan. Dan, masyarakat sering menyebutnya Khadijah Al-Kubra atau tokoh masyarakat Quraish yang sangat dihormati.

3. Sayyidah Nafisah
Ia merupakan cicit Nabi Muhammad ﷺ. Sejarah mencatat, bahwa ia perempuan ulama yang sangat cemerlang, cerdas, sumber pengetahuan keislaman (nafisah al-‘ilm), pemberani, serta ‘abidah zahidah (tekun dalam menjalani ritual).

Sayyidah Nafisah juga merupakan guru Imam asy-Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal. Bahkan, disebutkan saat bukan Ramadan, Imam asy-Syafi’i sering kali salat Tarawih bersama Sayyidah Aisyah di masjidnya.

4. Rabi'ah Al-Adawiyah al-Bashriyyah
Ia merupakan perempuan ulama yang melegenda. Orang menyebutnya perempuan kekasih Allah dan sebagai perempuan ikon cinta Tuhan.

Sejarah hidupnya banyak ditulis oleh orang. Karya sastra puisi-puisinya didendangkan di berbagai tempat sepanjang zaman. Bahkan tidak hanya didokumentasikan dalam narasi prosa, puisi, dan novel, melainkan difilmkan oleh seorang sutradara Mesir. 

Semasa hidupnya ia pun tidak menikah sampai akhir hayatnya. Ia menolak laki-laki yang datang kepadanya, sekaya dan setinggi apa pun keilmuan dan kehebatannya. Seluruh hidupnya hanya diabadikan cinta kepada Tuhan.

5. Nusaibah binti Kaab
Nusaibah adalah anggota dari suku Banu Najjar di Madinah, yang terkenal karena keberaniannya di medan perang. Ia terkenal sebagai pejuang dengan banyak pertempuran, seperti Bait-ul-'Aqabah II, Perang Uhud, Perang Hunayn, Perang Yamamah, dan Perjanjian Hudaybiyah.

Dalam Perang Uhud, ia merupakan salah satu tokoh perang yang mengawal dan melindungi Nabi Muhammad ﷺ, dimanapun berada. Ia juga ikut andil dalam pertempuran melawan Musailamah Al-Kadzab, yang di mana ia kehilangan putranya sendiri.

6. Lubna dari Cordoba
Lubna dibesarkan di istana Sultan Abd al-Rahman III dan hidup pada abad ke-10 M. Ia banyak memiliki bakat dan karyanya. Tetapi karena kepribadiannya rendah hati, ia tidak membanggakan kepopulerannya.

Ia juga bertanggung jawab atas perpustakaan Kerajaan di istana Andalusia yang terkenal di seantero dunia dan memiliki sekitar 500 ribu.

7. Sayyida al-Hurra
Sayyida atau biasa disebut ratu bajak laut merupakan orang yang menguasai sebagian besar laut Mediterania Barat dengan armada bajak lautnya, dan ia gunakan untuk mendominasi kapal-kapal Portugis dan Spanyol.

Ia menikah dengan Raja Maroko, dan tidak berniat menyerahkan kekuasaannya, justru dia menyuruh Raja datang ke Tetouan.
Namun dalam sejarah Maroko, ia merupakan orang pertama dan satu-satunya raja yang tidak menikah.

Kisah hidup 7 perempuan berdaya yang sudah dipaparkan di atas sering kali diabaikan saat mempelajari sejarah Islam. Padahal, sepanjang para perempuan tersebut tumbuh dan besar dengan kecerdasan dan kapasitas intelektual yang cukup, tidaklah mustahil kita akan menemukan di antara mereka para pemimpin dan semacamnya. Maka dari itu, hal tersebut bukanlah hal yang tidak mungkin untuk diteruskan perjuangannya.

Sumber: Disarikan dalam keterangan dari Perempuan Ulama di Panggung Sejarah karya KH. Husein Muhammad


(ACF)