Kedudukan Anak dalam Al-Quran

Octri Amelia Suryani - Anak Orang Tua Al-Quran 09/11/2022
Ilustrasi anak muslim  (mucahityildiz-Pixabay)
Ilustrasi anak muslim (mucahityildiz-Pixabay)

Oase.id - Anak memang menjadi salah satu topik yang hampir selalu diceritakan oleh para pasangan suami istri. Anak itu sendiri merupakan karunia Tuhan yang diberikan kepada pasangan-pasangan yang dipercaya untuk menjadi orang tua.

Sebagai bentuk anugerah dan amanah dari Allah Swt, orang tua sangat memiliki peran penting dalam mengasuh dan mendidik anak tersebut. Apabila salah dalam mendidik anak, maka akan berakibat fatal bagi anak itu sendiri bahkan terhadap orang tuanya.

Al-Quran sudah menjelaskan tentang beberapa kedudukan anak bagi orang tuanya. Hal ini penting untuk dipahami agar para orang tua memiliki kesadaran dalam mendidik anaknya. Dalam Al-Quran disebutkan setidaknya ada 3 kedudukan anak bagi orang tuanya sebagaimana yang telah disebutkan dalam beberapa ayat, di antaranya:

1. Zinah al-Hayah al-Dunya (Perhiasan Dunia)

Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Kahf ayat 46 yang menyebutkan bahwa anak dan harta adalah perhiasan dunia. Sebagaimana bunyi ayatnya:

ٱلْمَالُ وَٱلْبَنُونَ زِينَةُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱلْبَٰقِيَٰتُ ٱلصَّٰلِحَٰتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا

Latin: Al-mālu wal-banụna zīnatul-ḥayātid-dun-yā, wal-bāqiyātuṣ-ṣāliḥātu khairun 'inda rabbika ṡawābaw wa khairun amalā

Artinya: Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

Sebagai perhiasan kehidupan di dunia, maka anak dan harta bukan satu-satunya yang harus dituju. Karena hal demikian tidak bersifat kekal, jadi sangat tidak baik jika hal ini akan menjadikan kita berbangga diri yang berujung pada hal-hal negatif.

2. Qurrah A’yun (Penyejuk Hati)

Dalam kehidupan rumah tangga, anak juga menjadi sumber penyejuk hati bagi kedua orang tuanya. Keterangan ini dapat ditemukan dalam QS. al-Furqan ayat 74:

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Latin: Wallażīna yaqụlụna rabbanā hab lanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata a'yuniw waj'alnā lil-muttaqīna imāmā

Artinya: Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."

Ibnu Abbas pernah berkata bahwa Qurratu A’yun adalah keturunan yang taat. Sehingga dengan ketaatannya, anak dapat menjadi penyejuk hati dan bisa membahagiakan orang tua baik di dunia dan di akhirat.

Makna Qurratu A’yun tidak hanya diartikan sebagai nikmat dari seorang anak, melainkan anugerah, rahmat, serta kebahagiaan dari Allah Swt yang diberikan kepada manusia di akhirat kelak. Ini adalah imbalan bagi mereka yang taat dan sukses dalam mendidik anak-anaknya menjadi hamba yang senantiasa mendekatkan diri hanya kepada Allah Swt.

3. Musuh

Tidak hanya sebagai perhiasan dunia dan penyejuk hati saja, anak juga bisa menjadi musuh kedua orang tuanya. Ada beberapa ayat yang menyebutkan hal demikian:

1. Surah Al-Anfal ayat 28:

وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۙوَّاَنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ

Latin: Wa'lamū annamā amwālukum wa aulādukum fitnatuw wa annallāha 'indahū ajrun 'aẓīm 

Artinya: Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.

2. Surah Al-Taghabun ayat 14:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّ مِنْ أَزْوَٰجِكُمْ وَأَوْلَٰدِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَٱحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِن تَعْفُوا۟ وَتَصْفَحُوا۟ وَتَغْفِرُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya: Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

3. Surah QS. Al-Taghabun ayat 15:

اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ

Latin: Yā ayyuhallażīna āmanū inna min azwājikum wa aulādikum 'aduwwal lakum faḥżarụhum, wa in ta'fụ wa taṣfaḥụ wa tagfirụ fa innallāha gafụrur raḥīm

Artinya: Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar.

Melalui beberapa ayat di atas, Al-Quran menyebutkan bahwa anak adalah cobaan bagi orang tuanya. Dan pasangan juga dapat menjadi cobaan bagi pasangannya. Maka sebagai orang tua dan pasangan yang baik, hendaklah bisa membimbing anak dan pasangannya dengan baik. Menjaga mereka agar dapat menjalani hidup sesuai dengan ajaran Allah Swt.

Begitu juga dengan harta, jika tidak dapat mempergunakannya dengan bijak, maka semua itu akan menjadi hal yang sangat mengancam hidup seseorang. Bahkan dapat menimbulkan dosa. Dengan kata lain, anak dan harta bisa menjadi penghalang untuk mengerjakan ibadah kepada Allah. Oleh sebab itu, orang tua sangat penting dalam membentuk karakter anak, dan upayakan agar anak berada pada jalan yang benar sesuai dengan ajaran Islam.


(ACF)