Ketika Menegur Seseorang di Depan Umum

N Zaid - Pergaulan Islam 18/07/2022
Ilustrasi: Unsplash
Ilustrasi: Unsplash

Oase.id - Islam sangat memperhatikan adab dalam bermuamalah, terutama interaksi antarsesama. Dalam pergaulan di lingkungan mana pun, seperti rumah, kantor, sekolah, bahkan bernegara, salah satu yang menjadi pembahasan adalah bagaimana ‘cara menegur seseorang’ yang dianjurkan Islam.

Seseorang diperingatkan untuk tidak melakukan teguran di depan umum atau publik. Baik itu secara langsung, atau misalnya melalui grup whatsapp juga sosial media. Hal itu akan menjatuhkan harga diri seseorang. Islam tidak menginginkan itu. Bahkan jika orang yang hendak ditegur itu memang memiliki kesalahan.

Rasulullah ﷺ pun mengajarkan bagaimana caranya mengingatkan pemimpin atas kesalahannya. Yaitu dengan berbicara secara privat bukan mengutarakannya di depan umum, terlebih mencaci makinya.

“Barangsiapa ingin menasehati penguasa dengan sesuatu hal, maka janganlah tampakkan nasehat tersebut secara terang-terangan. Namun ambillah tangannya dan bicaralah empat mata dengannya. Jika nasehat diterima, itulah yang diharapkan. Jika tidak diterima, engkau telah menunaikan apa yang dituntut darimu” (HR. Ahmad, dishahihkan Al Albani dalam Takhrij As Sunnah Libni Abi Ashim, 1097).

 

Ada pun dalam Al-Quran, Allah l berfirman:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl:125).

Allah saat meminta Nabi Musa untuk menasehati Firaun, manusia paling zalim sepanjang sejarah umat manusia, berfirman agar berbicara dengan Firaun dengan berlemah lembut.

”Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas” “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". ( QS at-Taha ayat 43 -44)

Imam Syafii memiliki bait syair terkait adab menegur seseorang.

Tutuplah kesalahanku dengan menasihatiku seorang diri.

Janganlah menasihatiku di hadapan khalayak ramai.

Karena menasihatiku di hadapan orang lain adalah bagian dari menjelekkanku,

Aku tidak ridha mendengar seperti itu.

Jika engkau enggan menuruti perkataanku.

Maka janganlah kaget jika nasihatmu tidak ditaati.

(Dinukil dari Al-Mu’jam Al-Jami’ fi Tarajim Al-‘Ulama’ wa Talabatul ‘Ilm Al-Mu’ashirin, Asy-Syamilah)

Pada prinsipnya, nasihat itu berat bagi manusia untuk menerimanya. Terlebih bila cara yang dipakai membuat hati seseorang yang ditegur itu menjadi sempit. Meskipun benar yang disampaikan, namun bisa jadi teguran itu akan sia-sia dan justru hanya menimbulkan perasaan benci bahkan dendam.  Maka benarlah yang Allah sampaikan melalui Rasulullah ﷺ dan para ulama salaf, untuk menegur seseorang ketika dia salah dengan cara hikmah yaitu bekata lembut dan tidak di hadapan umum.


(ACF)