Kewajiban Mendidik Anak yang Digambarkan dalam Hadis Nabi

Octri Amelia Suryani - Anak Pendidikan Nabi Muhammad Saw 09/08/2022
Anak belajar ngaji (Foto: Mufid Majnun dari Pixabay)
Anak belajar ngaji (Foto: Mufid Majnun dari Pixabay)

Oase.id - Bicara tentang anak pasti tidak akan habis-habisnya, terutama bagi pasangan suami istri. Banyak hal yang hendaknya dipersiapkan jika telah memiliki anak. Mulai dari keberadaannya dalam rahim hingga ia dewasa nanti.

Anak adalah titipan dari Allah Swt yang harus dijaga dengan baik. Memberikan pendidikan yang tepat merupakan salah satu cara menjaga anak dengan baik. Sebab kita tahu, mendidik anak adalah kewajiban serta tanggung jawab orang tua.

Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata, bahwa: Didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan dimintai pertanggungjawaban mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu (Tuhfah al Maudud, hal. 123).

Selain itu, orang tua lebih berkewajiban untuk mendidik anaknya daripada bersedekah setiap hari. Mengenai kewajiban mendidik anak ini, telah digambarkan dalam sejumlah hadis Nabi Muhammad ﷺ, di antaranya:

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {لِأنْ يُؤَدِّبَ الرَّجُلُ وَلَدَهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أنْ يَتَصَدَّقَ بِصَاعٍ}.

Artinya: Nabi ﷺ bersabda: “Seseorang mendidik anaknya itu lebih baik baginya dari pada ia menshadaqahkan (setiap hari) satu sha.” (HR. At-Tirmidzi)

Memberikan pendidikan yang baik juga salah satu bentuk memuliakan anak. Karena dengan pendidikan yang baik ia dapat berperilaku dengan baik. Baik kepada orang tuanya, agamanya, lingkungannya serta di mana pun ia berada. Dan surga akan menantinya, beserta orang tua yang mendidiknya dengan baik. Seperti yang disebutkan dalam beberapa hadis di bawah:

Hadis riwayat Ibnu Majah, Rasulullah ﷺ bersabda:

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {أَكْرِمُوا أَوْلَادَكُمْ وَأَحْسِنُوا آدَابَهُمْ}.

Artinya: Nabi ﷺ bersabda: “Muliakanlah anak-anak kalian dan ajarilah mereka tata krama."

Hadis lain juga menyebutkan:

قَالَ النَّبِيُّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ}.

Artinya: Nabi ﷺ bersabda: “Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama dari pada (pendidikan) tata krama yang baik.” (HR. At-Tirmidzi dan Al-Hakim)

Serta hadis riwayat Abu Ya’la dari Aisyah RA:

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {إِنَّ فِى الْجَنَّةِ دَارًا يُقَالُ لَهَا دَارُ الْفَرَحِ لَا يَدْخُلُهَا إِلاَّ مَنْ فَرَّحَ الصِّبْيَانَ}.

Artinya: Nabi ﷺ bersabda: “Sungguh di dalam surga itu ada rumah yang disebut rumah kebahagiaan yang tidak dimasuki kecuali orang yang membahagiakan anak-anak kecil.”

Dari beberapa hadis di atas sangat jelas bahwa begitu pentingnya pendidikan dalam hidup manusia. Karena dengan terpenuhinya pendidikan dengan baik, maka kehidupan pun akan berjalan dengan baik. Pendidikan baik yang diberikan kepada seorang anak, dapat menjadi pahala yang panjang bagi orang tuanya. Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: Apabila seorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakannya. (HR. Muslim)
 


(ACF)